Tuesday 8 March 2016

Desti Baca Buku

28463297

Judul Buku : Alias
Penulis : Ruwi Meita
Halaman : 236
Penerbit : Rak Buku

Jeruk Marsala adalah seorang penulis novel romantis yang cukup tenar. Tiga dari enam novelnya telah diangkat ke layar lebar. Saat ini dia sedang mempersiapkan novelnya yang ketujuh. Namun seorang penulis lain, bernama Rinai, rupanya mencuri perhatian publik. Dua novel horor karya Rinai laku di pasaran. Bahkan rumah produksi yang tadinya ingin membeli novel Jeruk untuk dijadikan film, membatalkan rencana itu dan mengalihkannya ke novel milik Rinai. 
Sebenarnya Jeruk tidak merasa kuatir dengan ketenaran Rinai. Karena Rinai adalah nama alias Jeruk sendiri. Sudah lama Jeruk hendak menulis novel bertema horor, sayangnya editornya tidak setuju. Akhirnya Jeruk menciptakan Rinai sebagai penulis novel horor. Jeruk juga meminta kesediaan Darla, sahabatnya untuk menhandle akun media sosial dan persuratan untuk Rinai.
Jeruk tidak sembarangan memilih nama Rinai. Nama itu diperolehnya dari liontin milik neneknya yang ditemukannya di dalam laci. Yang Jeruk tidak sadari adalah ada dendam yang hidup di dalam liontin itu. Darah Jeruk yang menetes di atas liontin itu saat berusaha membukanya melepaskan roh Rinai yang sesungguhnya.

Sudah kubilang. Dendam tidak pernah padam bukan? 

Nuansa mistis dan horor dalam novel ini terasa sejak awal memegang bukunya, dengan cover yang menampilkan gambar liontin dan warna hitam (plus saya mendapatkan notebook dan pensil karakter yang lumayan spooky tapi keren bersama buku ini… Thanks mbak Ruwi).Tetapi horor bukan satu-satunya nuansa dalam buku ini, ada thriller-nya juga ketika Rinai memutuskan untuk membalaskan dendam sesuai dengan apa yang ditulisnya di dalam novel. Ketegangan semakin memuncak ketika sosok Eru muncul. Eru yang misterius hadir dengan penjelasan yang membuat Jeruk mulai menyadari apa yang dilakukannya.

Novel ini mengangkat ide tentang penggunaan nama alias atau pseudonym oleh seorang penulis novel untuk menulis dengan genre yang berbeda. Hal semacam ini sudah sering dilakukan oleh beberapa penulis, terutama yang sudah terkenal di satu genre tertentu. Tapi bagaimana jika pseudonym atau nama alias itu benar-benar nyata dan mengambil alih kehidupan si penulis? Di sinilah dipertaruhkan harga untuk sebuah nama.

Di dalam novel ini disebutkan bahwa novel romance memang selalu punya peluang lebih besar untuk diterbitkan, tetapi novel horor/thriller punya pasarnya sendiri. Hanya saja saya merasa ketika membandingkan ketenaran antara Jeruk yang sudah menulis novel romance sampai 6 buku dengan Rinai yang baru menulis 2 novel horor agak sedikit berlebihan. Di dunia nyata, ada banyak penulis novel yang sudah menerbitkan banyak karya, tapi sangat jarang yang merasa insecure dengan kehadiran penulis lainnya, apalagi dari dua genre yang berbeda.

Namun novel ini menghibur dengan caranya sendiri. Saya menyukai penggunaan unsur anagram di dalam novel ini. Begitu pula dengan alur ceritanya yang rapi dan membangun ketegangan sejak awal kisah membuat saya tidak bisa melepaskan buku ini sampai selesai. Background lokasi di Jogja juga membuat saya lebih mudah menyerap kisahnya Tapi kalau boleh, saya ingin porsi Eru lebih banyak lagi. Saya penasaran dengan kisah Jeruk dan Eru selanjutnya.

Well…buat kamu yang ingin mencicipi misteri bernuansa horor karya anak bangsa, saya merekomendasikan novel Alias ini.
desty baca buku

Hari Perempuan Internasional



Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 8 Maret setiap tahun. Ini adalah sebuah hari besar yang dirayakan di seluruh dunia untuk memperingati keberhasilan kaum perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial. Di antara peristiwa-peristiwa historis yang terkait lainnya, perayaan ini memperingati kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada 1911 yang mengakibatkan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya.

Gagasan tentang perayaan ini pertama kali dikemukakan pada saat memasuki abad ke-20 di tengah-tengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi yang menyebabkan timbulnya protes-protes mengenai kondisi kerja. Kaum perempuan dari pabrik pakaian dan tekstil mengadakan protes pada 8 Maret 1857 di New York City. Para buruh garmen memprotes apa yang mereka rasakan sebagai kondisi kerja yang sangat buruk dan tingkat gaji yang rendah. Para pengunjuk rasa diserang dan dibubarkan oleh polisi. Kaum perempuan ini membentuk serikat buruh mereka pada bulan yang sama dua tahun kemudian.

Di Barat, Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tahun sekitar tahun 1910-an dan 1920-an, tetapi kemudian menghilang. Perayaan ini dihidupkan kembali dengan bangkitnya feminisme pada tahun 1960-an. Pada tahun 1975, PBB mulai mensponsori Hari Perempuan Internasional.




Salam Indonesia

Kami perempuan indonesia dari berbagai latar belakang Agama, Suku, Bangsa, Warna Kulit,dan Profesi bersatu untuk menyatakan secara tegas serta dengan penuh kesadaran bahwa “kekerasan dalam berbagai bentuk atas nama apapun adalah pelanggaran hak asasi manusia, untuk itu kami perempuan sebagai tiang negara sepakat untuk bertindak secara nyata dalam menghadapi kekerasan dengan kelembutan kami karena kami yakin kekerasan hanya bisa dihapuskan dengan kelembutan”
Selanjutnya gerakan ini akan dideklarasikan secara serentak di berbagai daerah pada tanggal 14 Februari 2011 sebagai wujud aksi nyata kami dan akan terus berlanjut dalam berbagai aktivitas baik melalui tulisan,roadshow, edukasi, dan berbagai tindakan nyata lainnya. Asosiasi ini terbuka bagi seluruh perempuan dan tidak menutup diri terhadap pria yang mendukung kedamaian secara global.”







Para pembaca yang budiman, dengan senang hati, saya persilahkan memberikan komentar, saran, penegasan, termasuk bila anda ingin menyampaikan pendapat yang berbeda. Namun harapan saya, marilah kita bersama-sama menyingkirkan segala macam adat istiadat buruk dalam berdiskusi dan pergaulan luas. Kita hilangkan kebiasaan mudah terpancing emosi, kagetan dan gumunan, mudah menyalahkan orang lain dan menganggap diri paling benar. Marilah kita bersama-sama membuka diri, berbekal hati yang bersih, batin yang bening, kita belajar bersama di sini. Pada saat tertentu anda menjadi guru bagi kami, namun di saat lain anda dapat belajar di sini dengan sajian seadanya. Kita luruhkan sifat-sifat negatif, golek menange dewe, golek butuhe dewe, dan golek benere dewe. Kita tetap solid bersatu di atas perbedaan, bersama-sama menciptakan negeri yang tenteram, damai, aman dan sentosa. Kita junjung tradisi saling asah asih dan asuh. Hamemayu hayuning bawana, sastra jendra hayuningrat pangruwating diyu. Suradira jayaningrat lebur dening pangastuti. Tak lupa saya haturkan beribu terimakasih atas sumbang sih dan konstribusi anda para pembaca yang budiman di gubuk sederhana ini. Tali persaudaraan adalah lebih utama. Salam sejati,  Jayalah NKRI.

Mau Belanja Di WhatsApp Saja Mudah

WhatsApp.com