Wednesday 24 February 2016

Kenangan

KENANGAN itu kadangkala teramat pahit untuk diredah, tetapi ia terlalu manis untuk dikenang. Hidup tak selalunya indah tapi yang indah itu TETAP hidup dalam KENANGAN..

Ada saatnya "KENANGAN" itu baik kalau di simpan sendiri tetapi justeru akan 'lebih baik' jika di kongsi bersama.. Walaupun kenangan itu tentang kesedihan ataupun kehampaan.. Agar beban perasaan yang selama ini menyesakkan dada kita dapat terbagi dan akan dapat menghilangkan sebahagian penderitaan yang kita alami disebabkan oleh kenangan masa lampau yang tidak pernah akan hilang....

Semalam adalah KENANGAN,
Hari ini adalah KENYATAAN,
Esok adalah IMPIAN,

Setiap insan inginkan KEPASTIAN,
Kenangan untuk disimpan,
Kenyataan untuk dihadapi,
Impian untuk diangankan,

Kadang² kenangan hendaklah dilupakan,
Untuk menghadapi kebenaran KENYATAAN,
Supaya impian yang diangankan menjadi kepastian,
Kenangan PAHIT dijadikan PANDUAN,
Yang MANIS jadikan PERINGATAN,
Kenyataan yang mudah jangan dipandang remeh,
Kenyataan yang sukar jangan diketepikan,

Impian menggunung memakan diri,
Tiada impian ibarat tiada sasaran,
Tidak kira SEMALAM, HARI INI atau ESOK,
Semuanya umpama sebuah RODA yang BERPUTAR,

Hari ini boleh menjadi semalam,
Esok sudah tentu menjadi hari ini,
Namun semalam TIDAK AKAN menjadi hari ini dan esok,

Kerana lumrah alam masa TIDAK DAPAT DIULANG kembali,
Untuk memberi peringatan kepada insan memperbaiki diri,
Di setiap langkah perjalanan menghargai detik dan ketika,
Agar tidak menjadi sesalan,
Manusia sering alpa hakikat semalam, hari ini dan esok,
Kerana keangkuhan menguasai diri dan fikiran.


Usah ditangis pada peristiwa semalam
kerana ia akan menjadi tragedi yang akan dikenang.

Usah juga dikenang tragedi semalam
kerana ia akan menjadi sembilu yang menikam.

Biarlah dia menjadi penumpang malam,
terus melukut bagi meraih impian di dunia yang bukan syurga...

Menunggu Kamis




Menunggu Kamis


Semua bisa karena terbiasa. Ya, kami terbiasa bertemu. Semuanya memang ajaib. Aku lupa kapan kami bertemu untuk kali pertama. Aku hanya mengaggumi untuk pertama kali karena sosoknya yang tinggi dan tidak banyak bicara. Kulit sawo matang dan mata yang bersinar. Dia seorang yang pandai bermusik. Entah mengapa tubuhku yang lelah saat itu begitu menikmati kehadirannya di salah satu deretan suara kelompok kami. Aku tidak pernah tahu namanya hingga dia memperkenalkan diri.
"Yosi.", dia mengulurkan tangannya, berharap jabatnya bersambut. "Merry.", jawab singkatku. Baru saja kami melempar senyum dan larut dalam pandang masing-masing, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari belakang. "Hati-hati, dia dosen kalian. Yang sopan kenalannya."

Sial. Identitasku terbuka begitu cepat. Seketika berubahlah wajahnya dan kalau di depanku ada cermin, aku bisa melihat bagaimana ekspresi wajahku berubah seketika. "Ohh..maaf Bu dosen, ga bermaksud apa-apa, Bu. Saya Cuma pengen kenalan dengan ibu aja." , seketika nada dan gaya bicaranya berubah. Namun tatap matanya tidak berubah. Kami tahu bahwa kami saling curi pandang. Tidak rumit untuk menjelaskan itu. Dia yang sederhana sudah menarik perhatianku. Aku tidak tahu apakah aku menarik di matanya, yang jelas dia begitu di mataku.
Bagaimana caranya tertawa dan tersenyum sambil menyisipkan lirikannya ke arahku, demikian juga aku. Kami ini seperti anak remaja yang sedang mengaggumi satu sama lain. Cara terbaiknya adalah diam-diam.

"Ibu mengajar apa dan di mana?", lanjutnya sambil mengambil kursi dan menempatkannya di sampingku. Aku tahu rentang pautan usia kami jauh. Dia bukan dari tanah Jawa. Jangan tanyakan alasan mengapa hal ini kerap terjadi. Ini semua terjadi begitu saja. Kalau sudah begini, apa yang mau dipertanyakan. Konyol ketika kita mempertanyakan rasa. Kata banyak orang, rasa itu adalah milik rasa. Menceritakannya pun tidak bisa menjadikan rasa milik bersama. Hanya cerita yang akan menjadi milik bersama, tidak dengan rasa. "Aku mengajar psikologi, Bang. Di salah satu kampus swasta di sini.". Jawabku singkat. Aku masih malu, bahkan aku menunduk ketika dia menatap dan sibuk bertanya banyak hal. Inikah namanya jatuh cinta pada pandangan pertama? Yang kata banyak orang omong kosong. Ini jatuh hati.
"Saya juga dulu kuliah di situ, Bu. Tapi sepertinya saya sudah kena DO karena saya malas, Bu. Ibu kalau punya mahasiswa seperti saya pasti stress. Pilihannya kalau gak saya yg keluar, ibu yang minta pindah kelas.", ceritanya sambil melirik. Ihh..genit ini orang, dalam hatiku.

"Ahh, masa sih?" , aku mengernyitkan dahi, meragu. Dia hanya menaikkan bahu, menggeleng dan tersenyum dengan gayanya yang menceritakannya di sini pun aku tak bisa. Aku memilih membereskan barangku dan pamit pulang. "Ibu besok sabtu datang?", tanyanya saat aku sibuk memasukkan smartphone, teks lagu dan laptop. "Belum tahu, kok kayaknya ga bisa ya.", sekenanya aku menjawab. Sabtu aku ingin membuat agenda dengan teman-temanku. "Ohh gitu ya, Bu. Saya paham. Ibu malam mingguan ya?", sahutnya sambil membereskan kursiku. Aku hanya tersenyum dan pamit. Meninggalkannya begitu itu lebih dari cukup.

Sabtu, aku datang dan belum kulihatnya. Aku memutuskan masuk untuk merapikan berkas lagu dan ngobrol dengan teman yang lain. Saat keluar, dia tertangkap mataku. Manis, lebih rapi dengan jambang tipis yang sudah menyedot perhatianku. Celana jeans, polo shirt hitam dan senyum. "Ehh..halo ibu dosen. Batal malam minggu ya?", tanyanya sambil senyam senyum, dan tatapannya membuatku malu. "Jangan panggil aku ibu dosen, bang. Panggil nama saja.", spontanku sambil memberinya jabatan. "Saya Cuma mau menghormati ibu dan profesi ibu. Ibu cantik malam ini.", aku kaget dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya. Aku tersipu malu, terimakasih.

Kami sudah menyelesaikan tugas masing-masing. Dia tenor dan saya sopran. Kami ngobol banyak hal. Dia menanyakan usiaku, rumahku dan hobiku. Hingga di tengah keramaian ia memilih mengambil gitar dan memetikkan lagu untukku. Dia mengambilkan kursi buatku di saat yang lain sibuk dalam keramaian. Aku memang suka diperlakukan manis hingga aku tak lagi sempat berpikir intensi di balik itu semua. Kami tidak mau berpindah satu sama lain.
Selesainya kami makan, dia mengajakku bergabung dengan teman-teman yang lain untuk bergoyang. Aku menggeleng karena aku lebih menikmati keramaian. Aku tidak ingin bergabung di keramaian kalau mereka bukan kawananku.

"Ayolah bu dosen, ibu di kampus boleh jaim, sama saya jangan, Bu. Ayo berdiri, gerak sama saya, Bu!", dia mengulurkan tangan kanannya. "Buang dulu rokok abang baru aku mau ikut sama abang!", aku mendapatinya memegang rokok di tangan kirinya. Seketika itu dia mematikan rokok dan menyimpannya. Bayangkan seberapa dekat jarak kami dan aku hanya menunduk. Dia orang yang baru kukenal beberapa hari lalu namun kami sering bertemu dan dia begitu manis. Aku memilih menikmati daripada ribut mempertanyakan, membuat isi kepalaku penuh.

Semua berakhir ketika aku pamit pulang. "Hati-hati ya, bu dosen. Sampai jumpa lagi." Aku hanya bisa tersenyum. Berjalan dan menengok ke belakang sebentar. Dia mengangguk dan tersenyum. Aku membalasnya. Cerita diam-diam ini tidak lagi diam-diam, namun sensasi itu hanya terasa dalam diam. Kini aku menunggu kamis untuk bisa melihatnya lagi. Kamis, kami latihan lagi.

17. Tapi akhirnya






25anakkecil-e0e3078dde28110a0ee87cd4532a1b3d.jpgSumber Gambar: s772.photobucket.com

Setelah kamu menginjak usia 25 tahun, rasanya hidupmu serasa diombang-ambingkan. Kamu berada di posisi yang kurang enak: di antara menjadi seorang anak muda dan orang dewasa. Maka dari itu, kamu yang sekarang berumur 25-an pasti paham banget sama hal-hal di bawah ini.

1. Ketika kamu sadar kamu sudah bukan 'anak muda' lagi.

25sadar-b3db786cc2c4528db7b3b960fd4cb988.gifSumber Gambar: giphy.com
Kamu sudah bukan berumur 21 atau 22 lagi. Sudah 25 atau seperempat abad! Rasanya jadi tua banget.

2. Tapi kamu juga masih belum jadi orang yang sudah 'dewasa'.

25belumdewasa-78556c63c55e32ed7e7d9eb4ce8bf984.gifSumber Gambar: www.keptelenseg.hu
Meskipun sudah bukan 'anak muda' lagi, kamu juga belum cukup matang untuk bisa disebut orang dewasa yang tulen. Kamu masih suka bermain dan bergurau tentunya, bisa dibilang masih belum cukup serius untuk disebut sebagai 'orang tua'.

3. Kamu berhenti menyukai perayaan ulang tahunmu.

25ultah-dd903e66df8820e96483316a59507149.jpgSumber Gambar: quotesgram.com
Waktu masih 'muda' rasanya setiap ulang tahun adalah perayaan yang menyenangkan. Setelah umur 25, kamu mulai berhenti senang dengan datangnya hari ulang tahunmu. Karena itu malah hanya mengingatkanmu akan dirimu yang semakin tua, sementara impian-impian masih jauh belum tercapai.

4. Sebenarnya kamu merasa masih muda, tapi saat melihat tingkah laku anak zaman sekarang, kamu merasa sangat tua.

25anakjamanskrg-e81593f3a2cbe65fd0d620a44ee878f2.gifSumber Gambar: aplus.com
Zaman dulu, anak-anak hanya bermain boneka atau main bola. Zaman sekarang, anak-anak kecil sudah main smartphone, iPad dan sebagainya. Dandannya pun sudah seperti orang-orang dewasa. Melihat hal ini, kamu jadi merasa sangat sangat tua.

5. Kamu mulai menyebut semua orang yang berumur 20-an ke bawah sebagai 'anak kecil'.

25anakkecil-e0e3078dde28110a0ee87cd4532a1b3d.jpgSumber Gambar: s772.photobucket.com
Padahal beberapa tahun yang lalu, kamu juga tampak seperti ini. Tapi setelah menginjak umur 25, rasanya mereka yang masih umur 20-an ke bawah terlihat kekanak-kanakan banget.

6. Kamu sadar, sebelum umur 25, kamu tidak mau mendengarkan nasihat orang tua. Setelah umur 25, kamu hanya bisa hidup mengikuti nasihat mereka.

25nasihat-7fac65d108cb66881bdbf5d2ecc7ab14.gifSumber Gambar: www.sheknows.com
Kalau dulu, kamu paling malas saat dinasihati. Boro-boro dilakukan, di dengar saja tidak. Tapi semenjak dewasa, kamu tidak tahu harus bagaimana dan nasihat orang tua adalah panduan hidupmu. Kalau dulu tidak mau mendengar, sekarang malah terus bertanya.

7. Ketika semua teman-temanmu mulai menikah...

25menikah-e42f20ecac43b30940372eb88e3f428b.gifSumber Gambar: gifsec.com
Setiap kamu membuka media sosial-mu, pasti akan muncul foto-foto prewed atau berita kalau si A dan si B akan menikah. Satu per satu akhirnya mereka mulai bergantian masuk ke jenjang pernikahan.

8. Ketika kamu mulai mengerti artinya gajian, pajak, kredit, KPR dan sebagainya...

25gaji-ee21bb1645153b1d426e144f906a7f21.gifSumber Gambar: giphy.com
Dulu kata-kata seperti pajak dan KPR tidak akan pernah terucap dari mulutmu, tapi sekarang, kamu jadi ahli dalam hal tersebut. Kamu juga mulai mengenal kata-kata lain seperti "jaga makan", "kolesterol", "darah tinggi" dan sebagainya.

9. Kamu juga jadi lebih menghargai rumahmu, karena semakin kamu tua, semakin kamu menghargai indahnya bersantai di rumah tanpa melakukan suatu hal apapun.

25rumah-fec205e5ca773faf44184a5401a60a85.jpgSumber Gambar: www.discountforsure.in
Waktu masih zaman sekolah, bersantai di rumah adalah hal yang wajar. Tapi setelah berumur 25, kamu sadar kalau bersantai adalah suatu anugerah.

10. Waktu umur awal 20-an kamu paling suka hangout di luar sama teman. Setelah 25, kamu lebih memilih nonton TV di rumah sambil makan junk food.

25makandirumah-080eafedcce8f20c0adba43b8beb8641.gifSumber Gambar: recognizingstupidity.tumblr.com
Zaman dulu, pasti tiap weekend kamu akan bikin rencana dengan teman-teman untuk hangout ke sana-sini. Tapi setelah umur 25, kamu merasa bosan juga dengan hal-hal begitu. Akhirnya kamu malah lebih memilih tinggal di rumah ditemani camilan dan televisi.

11. Inilah saat semua orang mulai menginterogasimu, "kapan menikah?" "gimana kerjaan?" "kapan punya anak?" dan sebagainya.

25interogasi-50267d479ad810a440c5a4b77dadf89a.gifSumber Gambar: www.iagiftshop.com
Setiap ada acara kumpul-kumpul dengan keluarga, pasti orang-orang mulai menginterogasimu tentang rencana masa depanmu di tahun-tahun kemudian. Padahal kamu sendiri saja tidak tahu hari esok bakal gimana.

12. Surat yang kamu terima hanyalah surat undangan nikah dan tagihan kartu kredit.

25surat-f66305708ccf3c5e47675c7f7258692d.jpgpowerlines.seattle.gov
Intinya, dua-duanya sama-sama mengeluarkan uang. Inilah yang namanya jadi orang dewasa.

13. Saat teman-teman cewekmu sudah mulai punya momongan.

25momongan-5dede36f618390d2aba155ecdbaaeedf.gifSumber Gambar: 1432-one-direction.tumblr.com
Selain sudah pada menikah, banyak juga dari teman-temanmu yang sudah mulai nge-post foto hamil atau foto bayi mereka di media sosial.

14. Terkadang kamu bisa takut sendiri membayangkan bagaimana nasibmu di masa depan, dan apakah kamu bisa melaluinya.

25takut-7a0e433a803fccdca5ec42ae8575bac0.gifSumber Gambar: www.pinterest.com
Kamu masih belum siap. Kamu masih ingin menikmati hidup.

15. Kamu yang masih jomblo akan makin giat ke sana-sini mencari pasangan hidup.

25galaucinta-371adeb810660a609b2d6e37d0817e95.jpgSumber Gambar: www.wewomen.ca
Kami jadi makin depresi karena cinta. Karena umur juga semakin tua, mencari pasangan hidup yang tepat sudah jadi prioritasmu.

16. Akhirnya kamu sering merasa galau, karena tiba-tiba banyak sekali tuntutan dari sekitarmu tentang hidupmu.

25tekanan-4ac116e3bdb310eb021e729da8613d1c.jpgSumber Gambar: www.psychologytoday.com
Umur 20: masih muda. Umur 21: masih muda. Umur 22: masih muda. Umur 23: masih muda. Umur 24: masih muda.
Umur 25: Kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan beli rumah? Kapan punya bisnis sendiri?

17. Tapi akhirnya, kamu jadi sedikit lebih bijaksana. Kamu berhenti perduli dengan apa kata orang dan bagaimana orang melihat kamu. Yang penting adalah kebahagiaanmu sendiri.

25bijaksana-014169de6d15447479c04d40342c8665.gifSumber Gambar: www.pinterest.com
Jangan khawatir bila banyak hal yang kamu inginkan tercapai saat umur 25 masih belum tercapai juga. Jangan galau juga karena dunia bilang kalau kamu harus sudah punya pasangan, pekerjaan yang baik, rumah, dan sebagainya. Hidup itu tidak terkendali dan cerita hidup kita masing-masing berbeda. Tidak semua orang harus sudah 'sukses' dalam umur 25.
Dan lagi, arti sukses yang lebih penting adalah menjadi orang yang bahagia. Bersyukurlah dengan apa yang kamu punya. Dan jangan takut, kamu masih 25 tahun kok, masih panjang perjalananmu ke depan!
Vote

Jodoh Adalah Cerminan Diri Seseorang

 
Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan, artinya setiap manusia sudah Allah takdirkan jodohnya masing-masing, bahkan 50.000 tahun sebelum manusia diciptakan Allah sudah menuliskan jodoh seseorang dalam kitab-Nya, Lauhul Mahfuz. Kita yang lebih sibuk mencari kriteria pasangan hidup, tanpa sadar membenahi diri sendiri agar menjadi lebih baik. Padahal jodoh adalah cerminan diri seseorang.

Allah berfirman : “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…..” (Qs. An-Nur: 2)

Ada seseorang yang takjub dengan dirinya sendiri dan mengharuskan orang yang menjadi pasangan hidupnya sama seperti dirinya, padahal pada hakikatnya ia hanya mencintai bayangan yang ada dalam dirinya sendiri. Atau sebaliknya orang yang menginginkan pasangan hidup yang ideal, tanpa bercermin apakah ia sudah memantaskan diri untuk mendapatkan yang ideal. Islam membolehkan seseorang memilih jodohnya berdasarkan kriteria.

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. Bersabda : “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung.”
Dari hadits di atas sudah jelas, bahwa walaupun seorang laki-laki atau perempuan memandang kedudukan, harta dan fisik, akan tetapi yang paling penting adalah agamanya. Karena pondasi utama untuk membangun sebuah rumah tangga adalah dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Jika seseorang sebelum menikah banyak melakukan hal-hal yang bersifat maksiat dan sulit untuk dinasehati apalagi untuk memperbaiki diri, tidak ada jaminan setelah berumah tangga ia akan menjadi lebih baik. Karena dasar utama dalam membingkai rumah tangga adalah keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Jika agama diberi angka 1, harta 0, kedudukan 0, dan kecantikan/ketampanan 0, maka kriteria pasangan hidup kita tentu akan benilai 1000. Jika dihilangkan harta masih bernilai 100, dan jika dihilangkan kedudukan masih benilai 10, jika dihilangkan kecantikan/ketampanan tetap masih benilai 1. Akan tetapi jika agama yang dihilangkan, maka semuanya tidak bernilai apa-apa.

Karena menikah menyempurnakan separuh agama, pilihlah seseorang berdasarkan agamanya. Untuk seorang ikhwan carilah seorang istri yang shalihah, karena sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah. Sungguh beruntung seorang suami yang mendapatkan perhiasan dunia tersebut, yaitu seorang istri yang shalihah jika dipandang mata menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan menjaga kehormatannya ketika suaminya tidak ada. Rasulullah Saw. bersabda : “Barangsiapa yang Allah beri rejeki wanita shalihah, maka sungguh Allah telah menolongnya menyempurnakan separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah (dalam memenuhi) setengahnya lagi”.
Untuk seorang akhwat carilah seorang suami yang shalih, karena seorang laki-laki yang shalih, jika ia mencintaimu maka ia akan memuliakanmu dan jika ia tidak mencintaimu maka ia tidak akan menzhalimimu.

Walaupun seorang laki-laki ingin mencari wanita yang sempurna, dan wanita pun sama menginginkan laki-laki yang sempurna, akan tetapi Allah menciptakan keduanya untuk saling menyempurnakan satu sama lain. Teruslah berupaya memperbaiki diri sendiri, agar Allah memperbaiki pasangan hidup kita. Jika kita sudah berusaha dan memantaskan diri untuk menjadi lebih baik, maka Allah akan memberikan yang terbaik.

Sabarlah, Aku Sedang Memantaskan Diri

Setiap hari, akudiberi satu tugasoleh Yang Mengawasi Kita dari Atas Sana: mensyukuri bahwadirimu ada.
Memang tak tiap waktu kita bisa bertatap muka, namun kau tetap meyakinkanku bahkan di saat kitatak sedang bersama. Rasa sayangmu tenang, tanpa ekspektasi berlebihan atau pertengkaran karena hal kekanakan. Aku memang tak merasakan “kekacauan” seperti saat pertama kali jatuh cinta, namun denganmu hubungan dibawa ketingkat yang lebihdewasa.
Bersamamu, cinta jelas ada ujungnya. Aku tahu kemana harus melangkah, tak perlutakut hilang arah.
Tapitunggu. Tak perlu terburu-buru menggandeng jemariku menuju lamin yang satu itu. Percayalah, di balik tumpukanundangan pernikahan yang kita terima sabanminggu — dan pertanyaan “Kapan?” yang muncul tanpa jemu —aku dan kaumasih punya banyakwaktu.
Lagipula, aku masih harus memacak dan memperbaikidiri. Tak semudah itu menjadi seorang istri. Saat aku sudah lebih baik dari ini, kau boleh meminta tangankudan membawanya kemanapun kau mau. Aku berjanji. 

Sebelum nanti kita benar-benar hidup bersisian, ada sekian banyak mimpiyang masih ingin kulunasi sendirian

Pernikahan menawarkan gambaran yang menyenangkan. Aku puntak meragukan kecakapanmu sebagai pasangan.Tapi, mari kita pahami kenapakau dan aku tak harus menikah saat ini juga. Bukannya ingin menghindar, hanya saja,masih banyak “hutang” yang sekarang mesti kulunasi sendirian.
Pertama, kau tentu tahu keahlianmemasakku layak ditertawakan. Dari TK nol kecil sampai sekarang, kemampuankutetap saja nol besar.Kini akumasih ingin belajar meracik bumbu, toh aku masih muda dan punya waktu. Saat kita memang sudah jadi suami-istri nanti, aku tak ingin hari-hari pertamamu jadi “lucu” karena kau kubujuk melahap habispercobaangagalku.
Aku pun ingin menuntut ilmu lebih tinggi. Mengejutkan diriku sendiri bahwa ternyata aku tak “sebodoh” yang kukira selama ini. Tentu kauingin pasangan yang otaknya “jalan”, bukan?Aku menyukaimu karena menghargai jalan pikiranku, tak semata terpukau pada rona lipstik atau kepandaianku memasang bulu mata palsu.
Yang lebih penting lagi, aku ingin bisa lebih pandai mencukupi diri sendiri. Memang akan adadirimu nanti, namun aku ingin kita bisa saling mengisi. Tak bisa hanya dirimu saja yang menopangku — aku pun ingin mampu mengimbangimu. 

Aku tahu: hidup jelaslebih baik dilalui denganmu. Namun tak ada yang baik dari tingkah laku terburu-buru.

Tak perlu buru-buru
“Segerakan,” kata orang. Oh, apakah hidup hanya berputar soal tanggal pernikahan?Lantas siapa yang mau bertanggung jawab nanti,saatkita diterpa masalah karena terburu-buru mengikat janji?
Aku pun inginbersanding secara resmi di sampingmu. Namun aku tahu, masih banyak kekurangan dalam diriku. Daripada terburu-buru, aku lebih ingin menambalkekurangan-kekurangan itu. Memperbaiki kualitas diri, sembarimenabung agarlebih mapan saat kita menikah nanti. Percayalah,hanya ada satu arah yang aku tuju dan arah itu adalah dirimu.
Aktivitas jual beli online yang kujabani semakin berkembangkini. Aku ingin fokus mengembangkannya lebih lagi, agar bisa diandalkan saataku sudah menjadi seorang istri.Dari sini, aku bisa turut membantu menutupbiaya hidup yang makin lama makin tinggi karena inflasi. Kau pun tak perlu pusing mendengar rengekanku soal barang-barang yang ingin dibeli.
Tak perlu khawatir aku akan kerepotan menjalankan usahaku sampai lupa mengurusimu. Toko pernak-pernik yang kubuka di Tokopedia bisa kujalankanlewatketikan jari. Apalagi kini, setelahada aplikasi Tokopedia yang memudahkanku melayani segala permintaan pembeli.
Orangtuakita membuat pernikahan terlihat mudah. Tapi mereka tak akan mampu bertahan sampaisekarang, jika yang mereka punya hanyalah cinta. Kita sudah memiliki rasa — itu modal utama. Kiniwaktunya mengembangkan kemapanan, dan kualitas diriyang lain-lainnya. 

Tolong jangan gentar saat pertanyaan“Kapan?” mendatangi. Kita menikah nanti karena keinginan sendiri — bukan karena lelah ditanyai

Biarkan saja mereka bertanya via www.bridestory.com
Bersabarlah, Sayang. Biarkan saja orang lain bertanya “Kapan?”
Kita akan menikah karena keinginan sendiri — bukan karena sudah lelah ditanyai. Toh kau dan aku sama-sama tahu, kita sedang berusaha agar bisa menjawab mereka dengan sebuah tanggal yang pasti.
Lagipula siapa yang bisa menjamin bahwa setelah kita menikah nanti, pertanyaan orang-orang akan berhenti? Akuyakin justru sebaliknya yang terjadi. “Kapan nikah?” akan berganti menjadi macam-macam pertanyaan lainnya saat kita akhirnya sudah resmi hidup bersama. Entah itu pertanyaan soal keturunan, soal rencana memiliki rumah, soal pekerjaan dan promosi. Tak ada gunanya terpaksa melakukan sesuatu hanya karena lelahditanyai.
Kuharap kita sama-sama bisa bersabar, tak tertekan oleh pertanyaan “Kapan?”Aku ingin rumah tangga yang dewasa, yang tak hanya diisi olehrasanamun juga keberanian menghadapi realita. Denganmu, aku yakin bisa menghadapinya. Terutama nanti, beberapa saat lagi, ketika aku sudah lebih mampu dan dewasa.

Tenanglah, aku tak sedangmeragukanmu.Bersanding di sisimu justru sedang kusiapkan dengan tuntasnya kelayakan diriku

Ada saatnya nanti
Kuharap kau memahami, keputusanku untuk tak terburu-buru tidaklah diambilkarena aku meragukanmu. Justru sebaliknya, akumengagumi sosokmu dan ingin mengembangkan diri agar lebih bisa mengimbangimu. Tak akan kubiarkan kau malu atau kesusahan karena memilikipasangan hidup sepertiku.
Beri aku waktu. Melunasi mimpi-mimpiku sendirian, memperbaiki segala kekurangan.Demi kehidupan bersama yang tak hanya manis di awal, demisisa hidup yang takakan pernah kita lupakan.
Saat bersama kita akan segera tiba. Maukah kamu bersabar, sebentar lagi saja?

Bayi

Noel Cardo Simalango

Koleksi
Add caption




















Aku Pasti Akan Menikah Juga

 
Apapun yang kalian pikirkan tentang aku, tak bisakah kalian bergeser sedikit saja dari kehidupan pribadiku? Sejatinya pernikahan juga salah tujuan hidupku. Jadi tak perlu banyak bertanya. Tentang kapan dan siapa, atau ingin yang seperti apa. Perjalananku sekarangpun sudah mengarah kesana.
Bukankah hidup pada hakekatnya bercerita tentang memilih? Sudikah kalian memberi aku ruang untuk lebih leluasa memilah, mana diantara mereka yang datang dengan serius atau hanya ingin bercanda? Karena bagiku jauh lebih baik aku membiarkan hati ini menunggu seseorang yang tepat untuk dijadikan rekan menghadapi masa depan, daripada harus menghabiskan banyak waktu dengan orang yang salah, yang hanya akan mengunci kebebasanku.
Berhentilah menilaiku ini itu. Entah tentang aku yang terlalu pemilih atau orang tua yang terlalu memiliki standar cukup tinggi bagi mereka yang ingin mengambilku dari sisi mereka. Adakah orang tua yang tak menginginkan kebahagian bagi anak-anak mereka? Jadi ku mohon berhentilah merasa paling tahu apapun tentang aku. Sungguh.. menikah sekarang ataupun nanti itu sama sekali bukan bagian kalian.
Aku percaya bahwa Tuhan punya skenario indah. Tiap apapun yang dipahat oleh tanganNya pasti jadi karya yang luar biasa. Jadi untuk apa membantah atau mendesakNya mempercepat segala sesuatu jadi seperti yang kalian mau. Adakah jaminan kalian yang dijari manisnya telah melingkar cincin dengan label penyatu bisa lebih tertawa bahagia dibandingkan aku?
Bila mau sedikit saja menikmati, bukankah tiap tahapan perjalanan hidup itu selalu patut membuat kita berdecak kagum dan bersyukur atas rencanaNya? Kalau aku sendiri menikmati perjalananku yang seperti ini, kenapa kalian harus dengan rela membuang energi hanya untuk mencibiri apa yang sudah Tuhan kehendaki?
Ayolah.. Ini bukan hanya tentang kutemukan dia yang berbeda jenis kelamin denganku kemudian berucap cinta. Tapi padanya bisa kutaruhkan rasa percaya, jutaan harapan dan perhatian yang ku harap tak akan habis termakan usia. Aku berharap dalam dadanya kutemukan dekap yang mampu menghangatkan, saat perjalanan dunia kurasa mulai terlalu dingin untuk diteruskan.
Dia yang bersedia berhenti padaku saja. Dia yang sudah bisa merasa cukup saat telah menemukanku. Dan tak pernah lelah mengajarkanku untuk jadi yang paling dia mau. Juga tak inginkan perpisahan sekalipun debat terhebat nantinya singgah dalam kebersamaan kami. Jadi ku mohon pada kalian, agar tak terlalu mendikte apa yang harus aku lakukan. 
Toh kalaupun waktunya sudah tiba, aku juga akan mengajak kalian bersuka cita bersama. Akan ku perkenalkan dia pada kalian yang selalu merasa penasaran. Jadi bersabar sajalah! Beri aku waktu untuk menjalani semua proses ini dengan lega. Memantaskan diri bagi dia yang namanya akan tertera bukan hanya dalam doa tapi hatiku juga. Dia yang karena rusuknya aku bisa hadir kedunia. Jadi tunggu saja. Wanita ini, bila waktunya sudah tiba pasti akan menikah juga.

Inilah Berat Badan Rata-rata Anak Sesuai Usia yang Harus Orangtua Ketahui

Orangtua kadangkhawatir mengenai pertumbuhan anak-anaknya. Mereka banyak bertanya-tanya, apakah anaknya sudah tumbuh dengan baik atau belum? Sebetulnya gampang, salah satu faktor yang diukur adalah berat badan. Kenapa? karena itu ketahui berapa berat badan rata-rata anak sesuai usianya.

Cara mengukur pertumbuh  dengan mengukur berat badan, tinggi badan dan juga lingkar kepalanya

Untuk mengetahui apakah seorang anak sudah tumbuh dengan baik atau belum adalah dengan mengukur berat badan, tinggi badan dan juga lingkar kepalanya. Semua faktor ini biasanya dihubungkan dengan grafik pertumbuhan.
Tapi saat ini masih banyak orangtua yang selalu merasa anaknya kurus, padahal jika dilihat dalam grafik pertumbuhannya sebenarnya anak tidak kurus. Grafik pertumbuhan tersebut memberikan panduan pada orangtua mengenai berat badan yang ideal untuk anak-anak sesuai dengan usianya.

Faktor juga diketahui turut mempengaruhi berat dan tinggi badan seorang anak,

Beberapa faktor juga diketahui turut mempengaruhi berat dan tinggi badan seorang anak, seperti genetik, usia, jenis kelamin, nutrisi, aktivitas fisik yang dilakukan anak, kesehatan, lingkungan dan hormon. Namun satu hal yang pasti tidak ada dua anak yang tumbuh pada tingkat yang sama, karena setiap anak memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Selain itu pada tahap remaja terkadang bisa saja berat badan anak turun atau justru meningkat dengan cepat.

Berikut adalah berat badan rata-rata seorang anak berdasarkan usianya, yaitu:

Usia Berat Badan Rata-rata Lelaki (dalam killogram)
Berat Badan Rata-rata Perempuan (dalam kilogram)
Lahir 3.24 3.24
1 bulan 4.15 4.15
2 bulan 5 5
3 bulan 5.7 5.7
4 bulan 6.35 6.35
5 bulan 7 7
6 bulan 7.5 7.5
7 bulan 8 8
8 bulan 8.5 8.5
9 bulan 8.9 8.9
10 bulan 9.2 9.2
11 bulan 9.5 9.5
12 bulan 9.97 9.87
13 bulan 10.1 10.1
14 bulan 10.55 10.55
15 bulan 10.65 10.65
16 bulan 10.75 10.75
17 bulan 10.95 10.95
18 bulan 11.15 11.15
19 bulan 11.35 11.35
20 bulan 11.5 11.5
21 bulan 11.7 11.7
22 bulan 11.85 11.85
23 bulan 12.1 12.1
24 bulan 12.88 12.88
3 tahun 14.97 13.97
4 tahun 15.87-16.78 15.96
5 tahun 18.96 17.96
6 tahun 20.95 20.95
7 tahun 22.95 22.95
8 tahun 25.94 25.94
9 tahun 27.94 28.93
10 tahun 31.93 31.93
11 tahun 33.92 35.92
12-13 tahun 38.55-45.35 43.08-47.62
13-15 tahun 47.62-56.96 47.62-52.15
16-17 tahun 58.95-68.025 52.15-54.42
18-20 tahun 68.025-72.56 56.69-58.95

Tubuh Kita

TUBUH KITA BAIT ALLAH .

Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 1 Korintus 3:16

1 Korintus 6:19-20
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait h Roh Kudus 2 yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Orang percaya bahwa tubuhnya adalah Bait Allah dan tempat kediaman Roh dirinya akan menjaga pergaulannya agar tidak di cemarkan oleh keduniawian yang dapat merusak tubuh dan masa depannya.



Tetap memilih teman yang dapat membuatnya bertumbuh di dalam iman dan mengarahkannya kejalan yang baik bukan dengan kecemaran duniawi .
sekalipun kita bergaul dengan siapapun seharusnya kita jadi saksi Kristus bukan mengikuti kegiatan-kegiatan mereka dengan misinya tetapi membawah misi kita bukan mengikuti misi di luar iman kita dan bijak menolak segala bentuk kebejatan. Bait Allah harus kudus karena Allah itu kudus ..Amin .

Sebuah Kisah

WAHAI PRIA, SANGGUPKAH KAU ? (Sebuah Kisah)

Seorang pria beristeri tanpa sengaja berkenalan dengan seorang gadis dinsebuah kantin kompleks perkantoran, karena ada urusan pekerjaan merekapun tukeran PIN BB.
Malam harinya si gadis mulai BBM
si pria :

Gadis : Mas hebat ya. Punya usaha sendiri, sukses pula.

Pria : Terima kasih ya:)

Esoknya si gadis menelpon sekedar say hallo.

Gadis : Kapan ya mas, kita makan bareng lagi?

Pria : Oke kapan aja boleh.

Setelah itu mereka masih sering berhubungan melalui BBM dan
telepon, sesekali juga janjian pergi makan siang bareng.

Hari-hari berlalu, tiada hari tanpa kontak antara mereka. Sampai suatu hari, si gadis BBM, isinya adalah :
"Mas... Sebenarnya aku mencintaimu , aku tau kamu udah punya keluarga, tapi aku mau menerima kondisi sebagai isteri ke-2, aku siap mas dan maaf aku mengganggu perasaanmu.
Dengan berat hati pria itu menjawab : "Dik, aku mengerti dan paham maksudmu... tapi dengan berat hati aku harus jawab TIDAK! Aku tau kamu memang cantik, dan aku yakin semua lelaki pasti mengatakan tubuh dan parasmu elok dan cantik.



Tapi, tahukah kamu kenapa aku bisa tampil baik dan hingga usahaku sukses? Itu semua karena dorongan dan semangat isteriku.

Sungguh sangat berdosa kalau aku harus berselingkuh dengan
seseorang yang hanya mengagumiku, karena tau kalau aku sekarang udah sukses.
Kamu menyukai aku tidak ikhlas, kamu hanya melihat tampilanku
semata. Padahal ada seseorang yang tersayang di rumah yang telah bersusah payah mendorong aku agar selalu tampil sebaik mungkin, dia adalah isteriku tercinta.

Kalau kamu menyukai aku, artinya kamu tinggal memetik hasilnya, dan cara ini tidak pernah abadi.
Taukah kamu bahwa aku memulai ini dari nol dan isteriku
yang selalu mendampingiku di kala susah, terpuruk dan sukses seperti ini.

Taukah kamu bahwa isteriku yang selalu mendoakan kesuksesanku hingga aku bisa menjadi seperti ini. Kamu memang cantik, tapi hati isteriku lebih cantik.
Terima kasih atas cintanya, maaf aku tidak bisa membalas seperti kehendakmu.
Wahai pria, sanggupkah kau seperti kisah di atas ??
Tag, Like share Ya ...........
semoga bermanfaat......

Mau Belanja Di WhatsApp Saja Mudah

WhatsApp.com