Monday, 19 May 2025
MENGENAL RUPA-RUPA ADAT BATAK
MENGENAL RUPA-RUPA ADAT BATAK
1. Marhori-hori Dingding
(Penjajakan Rencana Pernikahan)
Marhori-hori Dingding adalah pendekatan (lobby-ing) awal dari pihak Paranak untuk menjajaki kemungkinan kesediaan Parboru menerima anaknya jadi menantu.
Namun belakangan ini acara tersebut sudah lebih maju lagi tidak hanya menjajaki namun sudah langsung membicarakan hal-hal pokok di antaranya mengenai besarnya nilai Mas Kawin (Sinamot atau Tuhor) ni boru.
Di samping itu mereka juga sudah membicarakan tempat pesta, jumlah undangan, Panjuhuti (hewan kurban) jumlah ulos, asesoris pesta dan lain sebagainya yang resminya baru akan dibicarakan pada acara Patua hata.
Hal ini terkesan praktis karena kedua calon pengantin sudah langsung berperan menjadi semacam mediator antara suhut Paranak dan suhut Parboru, yang dahulu hal itu dianggap sebagai sesuatu yang tabu.
---
bersambung
ACARA PATUA HUTA
Acara Patua Hata
(Melamar atau Meminang Wanita)
Acara Patua hata adalah kunjungan rombongan keluarga Paranak ke rumah Parboru dalam jumlah yang lebih besar untuk menyatakan keinginan melamar anak Parboru menjadi menantu.
Disebut Patua hata, karena semula keinginan dan hubungan itu baru hanya sebatas hubungan antara pemuda dan pemudi (naposo) yang kemudian ingin ditingkatkan menjadi dicampuri oleh pihak orang tua.
Berhubung hal ini sudah melibatkan langsung orang tua kedua belah pihak, tentu semuanya sudah harus serba transparan di mana untuk itu Paranak akan bertanya apakah calon menantu sudah benar-benar itu cinta pada anaknya.
Pertanyaan untuk itu tidak langsung dilakukan oleh Paranak, tetapi melalui anak perempuan yang sudah nikah (boru) yang jawabannya akan diumumkan kemudian secara resmi oleh Protokol/Parsinabul ParboruParbor
Bila pengakuan Parboru sudah ada maka acarapun akan dilanjutkan dengan membicarakan hasil pembicaraan ketika Marhori-hori Dingding. (Prosesinya dapat dibaca di halaman lain buku ini).
Sebagai penutup, kedua calon mempelai wajib diberi arahan agar mereka jangan sampai lagi membuat hubungan lain di mana hal itu sungguh sesuatu yang sangat tidak boleh.
Hasil pembicaraan pada acara tersebut harus dicatat dengan baik untuk dicetak sebagai bahan bahasan pada acara Patua Hata.
Yang diundang untuk acara tersebut adalah saudara dekat, Boru terdekat dan kalau mungkin yaitu dongan sahuta.
---
Yang turut serta diundang pada acara seperti ini adalah kerabat (Perwakilan Marompulompulu), boru-bere dongan sahuta ale-ale dan juga parsinabul.
Suhut jangan lupa dengan uang pengharapan konsumsi yaitu Paranak menyediakan Rp. 50.000 atau Rp. 100.000 untuk Parsinabul dan Rp. 3.000 per-orang untuk hadirin kurang lebih 35 orang.
Adapun persiapan konsumsi (lengkap dengan tudutudu) berobot antara 20 hingga 30 kilogram tergantung banyaknya undangan.
Sedang jambar wajib menyediakan Dekke (ikan mas sebagai lambang) dan daging babi yang melengkapi makanan tersebut.
Tidak ada pembagian jambar daging babi bagi Paranak selain tempat daging babinya diisi dengan ikan mas oleh calon pengantin wanita untuk dibagikan Paranak kepada Kerabat setelah selesai acara.
(Contoh formulir untuk isian materi acara tersebut terdapat di bagian lain buku ini.)
---
Subscribe to:
Posts (Atom)
Mau Belanja Di WhatsApp Saja Mudah
-
BENALU - JIKA ADA YANG MAU MENJUAL ATAU BELI TANAMAN KAIK-KAIK , CAKAR ELANG , SAYA AKAN JUAL DAN BELI BERAPA BANYAK PUN , PEMBELIAN RUTI...
-
Dalam masyarakat Batak Toba, Siraja Batak (Surat Batak: ᯘᯪᯒᯐᯅᯖᯂ᯲) merupakan eponim, yakni istilah yang digunakan untuk menyebut nenek moyang...