Sunday 6 January 2019

Istilah Pepatah Orang Batak Tobbus Namangarantoi, Ongkos Mulak Dang Adong

Mudik yang berarti kembali ke kampung halaman. Merupakan tradisi baik dan kearifan lokal yang harus dilestarikan. Namun sepertinya ini khusus bagi perantau yang berhasil di negeri lain. Kalau sekedar tenteng dua handphone, plus dua bungkus rokok lantas buru buru mau kembali lagi. Maka maklumilah  mungkin yang punya mobil rental sudah bolak balik menelpon. 



Pasti pembaca sekalian langsung protes menuduhku negatif thinking. Pendapat itu boleh boleh saja jika dilihat dari kacamata “ Jabir”. Atau mungkin  memprotes karena mungkin pernah  pelaku  sandiwara demikian.  Namun tidak salah juga jika melihat tulisan yang miring kali ini sebagai motivasi. Intinya kembalilah ketika sudah berhasil. Kalau belum jangan memaksakan diri karena akan terlihat kaku . Pakai jas plus dasi namun bawahnya celana pendek. Kesannya jadi lucu seperti itu.



Tahun ini aku bertemu teman SMA ku yang sudah 28 tahun tidak bertemu. Betapa terkesannya aku dengan tampilannya. Baju ber merk, Mobil Toyota Rush, menenteng dua HP dan dua bungkus rokok . Gelang melingkar ditangan persis tali roti mari kalengan regal. Bolak balik dia bicara tentang menteri. Selama pembicaraan dua kali dia mengangkat teleponnya. Katanya dari menteri Luhut Binsar Panjaitan.  Kalau telepon yang masuk konon teman bisnisnya lebih dari sepuluh kali.

Dalam hati kecil saya keren kali kawanku ini. Padahal waktu SMA beliau ini rangkin 39 dari 40 orang kami sekelas. Tapi iyalah nasib orang siapa yang tahu, kucoba membelanya. Saat dia tanyakan apa kendaraanku ku jawab mobil butut. Dia sepele menyebut kalau di Jakarta jenis itu sudah jadi kandang ayam atau di daur ulang. Sakit memang kalimatnya Namun itu kubuat aja motivasi agar 2019  mobilku bergerser minimal jadi Rush.

Pokoknya selama pembicaraan dia mendominasi. Semua cerita yang kuangkat dia tahu semua. Mulai dari KPK,  dunia pejabat hingga cerita preman dia sangat hafal. Jujur aku mulai curiga karena aku mengarang cerita Herkules soal penguasa tanah abang dia juga mengiyakan ceritaku. Padahal aku ngarang dan berbohong. Atas nama etika itu kututupi. Diakhir kisah kami bertukar nomor HP.

Hari ini pagi hari temanku ini ini meneleponku. Setelah cerita ngalur ngidul dia minjam uang 1 juta dariku. Aku masih bingung apakah menguji aku atau ingin memberi kejutan. Kan bisa saja pura pura minjam tiba tiba dia hadir memberikan aku 10 juta. Dengan memintaku datang ke salah satu cafe meski kutahu cafe belum buka jam segitu. Aku hadir saja.  Dan ternyata hasilnya dia tulus…tulus ingin pinjam dengan janji sesampai di Jakarta langsung di ganti dua kali lipat.

Tobbus Namangarantoi, Ongkos Mulak Dang Adong… Hatiku membatin. Bagiku hal begini sudah biasa karena bukan satu dua lagi orang hebat diawalnya , belakangan ketahuan belangnya. Tidak hanya satu dua orang  yang awalnya bersikap keren dan hebat didepanku akhirnya ketahuan hanya pemain sinetron. Bahkan ada lebih bawah lagi pemain opera kacangan.

Sejujurnya tidak tega aku menuliskan kisah ini . Karena pada akhirnya juga aku tidak bisa meminjamkan uang pada temanku ini.  Tapi aku memberi saran untuk menghemat setiap jalan turunan matikan mesin maka BBM tidak terkuras.  Masak nasi masukkan ke termos . Untuk dua hari itu pasti masih fresh  .

Jadi pelajaran berharganya jika tidak bisa membantu teman maka usahakan memberi masukan. Meski itu masukan menjijikkan .  Puluhan tahun merantau hanya untuk mendapatkan ilmu demikian. “ untabo ma i Sidikalang nabalau on. Marsioto otoan dibagas dame . ateh…?  he..he..he….

(Rublik Yang Miring Hendrik S)
Dairipers

No comments:

Mau Belanja Di WhatsApp Saja Mudah

WhatsApp.com