Saturday 5 March 2016

Berbahagialah Walau Bukan Bersamaku


DUA minggu lalu aku baru saja menikah dengan laki-laki pilihanku. Laki-laki yang selama dua tahun terakhir ini selalu membimbingku dalam segala hal. Bahkan membuatku seakan menapak kembali di bumi, setelah sebelumnya kehidupanku seperti berada pada dunia maya yang penuh dengan ketidakpastian dan kebimbangan. 
 
Penuh dengan harapan-harapan semu yang membingungkan, bahkan mungkin berada pada titik terendah dalam petualangan kehidupanku. Dulu, saat aku mulai memasuki bangku kuliah, kebiasaan gonta-ganti pacar sering kali aku jalani.
 
Dari sekian banyak teman lelaki yang dekat denganku, ada satu orang yang begitu memperhatikanku, sebut saja namanya Rio (bukan nama sebenarnya). Di mataku Rio bukan saja teman, tapi lebih dari itu, ia sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri. Dari Rio pula aku mendapatkan banyak nasehat.
 
Dikala aku susah, sedih dan membutuhkan teman curhat, Riolah orang pertama yang berada di dekatku. Tak jarang aku mengajak Rio untuk menemani saat aku sedang dalam tahap pendekatan dengan cowok baru. 
 
Ia juga kerap mengantarkanku pulang ke rumah saat cowokku tak bisa mengantarkanku. Dan karena hal itu pula Rio jadi begitu dekat dengan keluargaku. Di hari libur, Rio juga kerap datang ke rumah untuk sekedar bersilahturahmi dengan keluargaku.
 
Sejauh itu, aku tak pernah tahu apa yang menyebabkan Rio begitu memperhatikanku, begitu setia menemani saat aku sedang dalam kesusahan, dan begitu empati ketika aku meminta pendapatnya tentang lelaki yang mendekatiku atau lelaki yang tengah jadi incaranku. 
 
Terus terang, aku memang pernah memiliki perasaan khusus terhadap Rio, aku juga mengagumi Rio sebagai orang yang memiliki sifat kesatria dan jujur. Tapi itu memudar, manakala kulihat Rio sepertinya hanya menganggapku sebagai teman biasa. Selain itu ia juga sudah memiliki kekasih.
 
Demikianlah, hampir lima tahun lamanya kami menjalin persahabatan. Banyak suka, duka dan kenangan yang kelak akan menjadi coretan indah dalam hidupku. Dari sekian banyak kenangan ada satu kenangan yang tak bisa aku lupakan bersama Rio, yaitu saat Rio dengan setia menungguiku yang tengah berselisih dengan pacarku. 
 
Padahal saat itu kami berada di tengah hujan lebat yang mengguyur, tapi Rio rela berbasah-basah demi menjagai aku. Setelah kami lulus, kami sibuk dengan hidup kami masing-masing. Rio tak pernah lagi bersilahturahmi ke rumah. Hanya sesekali saja ia menghubungiku lewat telepon, itupun hanya sekedar berbasa-basi.  
B.story

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------




 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

No comments:

Mau Belanja Di WhatsApp Saja Mudah

WhatsApp.com