Saturday 15 October 2016
Saturday 16 July 2016
Sunday 24 April 2016
Jika Mau Bersabar Sedikit Saja, Bukankah Jodoh Sebenarnya Sederhana?
Semakin dewasa, akhir pekan kian terasa berbeda. Sekarang bukan lagi masanya menggulung diri di dalam selimut, mandi sekali sehari, lalu nonton serial TV seharian. Undangan pernikahan teman yang hampir tiap weekend datang harus dihadiri sebagai tanda penghormatan.
Perasaan bahagia saat melihat teman seperjuangan bersanding dengan pasangan pilihannya sering diikuti dengan pertanyaan yang muncul tanpa diminta,
“Duh, besok bakal bersanding di pelaminan sama siapa ya?”
“Jodoh gue besok kayak gimana ya? Ketemunya masih lama nggak ya?”
Rasa cemas, insecure sebab masih sendiri di usia yang kata orang sudah matang membuat kita merasa harus segera mengikuti jejak mereka. Urusan jodoh, tanpa sadar menjadikan kita manusia yang selalu khawatir — sampai benar-benar jadi pasangan sah di depan negara dan agama.
Padahal jika mau bersabar sedikit saja– bukankah jodoh itu sebenarnya sederhana?
Selama ini kita seperti pecinta alam dan sutradara yang terlampau kreatif. Menerka dan membuka jalan, yang sebenarnya belum tentu diamini oleh semesta.
Ada satu orang sahabat saya yang cuek setengah mati soal urusan cinta. Sampai ulang tahunnya yang ke-24 dia memegang trophy sebagai jomblo abadi. Isi hidupnya hanya kuliah, tetek-bengek organisasi, ikut penelitian dosen, kumpul-kumpul bersama kami, lalu belakangan ikut kursus pra nikah sesekali. Dengan statusnya yang masih sendiri.
Tapi anehnya sahabat saya ini tidak pernah merasa kekurangan. Di wajahnya selalu bisa kami temukan senyum bahagia, bahkan lebih tulus dari kami yang ditemani pacar ke mana-mana. Dia adalah orang yang berapi-api soal cita-cita. Tak harus dihadapkan pada kegalauan saat ngambek dengan pacar membuatnya bisa menghabiskan waktu untuk banyak menulis dan membaca.
Plot twist pun tiba. Saat kami masih galau soal pekerjaan pertama dan perkara membawa hubungan cinta ke arah mana — kami mendapat kabar bahwa jomblo abadi ini akan menikah dengan pria yang selama ini jadi kawan satu organisasinya. Akad akan dilakukan segera selepas lamaran, demi menghindari hal-hal yang keluar dari ajaran.
Geli rasanya. Kami yang sudah berinvestasi waktu pun perasaan dalam ikatan pacarab sekian lama justru belum berani mengikuti jejaknya. Menghadiri prosesi akadnya seperti membawa kaca ke depan muka:
Jika mau jujur sedikit saja, sebenarnya berapa banyak waktu kita yang sudah terbuang sia-sia?Saat kami menghabiskan masa muda dengan meratapi sakit hati, dia justru bebas loncat dari satu organisasi ke lembaga kemasyarakatan yang menarik hati. Dia boleh jadi tak merasakan debaran saat bertukar rayuan manis dengan pacar, tapi justru kebebasannya langsung bisa bercumbu sepuas hati membuat kami sedikit gusar.
Ketika kami terlalu sibuk bertukar janji demi masa depan bersama, sahabat saya ini justru langsung berani menjalaninya — bersama pria pilihannya.
Berkaca dari banyak pengalaman ternyata yang dibutuhkan hanya kemantapan dan sedikit kenekatan. Membangun masa depan tak memerlukan keahlian yang dibiakkan dari pacaran.
Seringkali kalkulasi manusia dan kalkulasi semesta berjalan di plaform yang berbeda. 1095 hari bersama tidak membawa kemantapan yang sudah ditunggu sekian lama. Kita masih sering memandang wajah orang yang sudah kita genggam tangannya bertahun-tahun lamanya, kemudian membayangkan apakah masa depan benar-benar layak dijalani bersamanya.
Hubungan yang sudah sempurna di mata orang-orang bisa kandas. Perasaan yang kuat ternyata bisa hilang. Bersisian sekian lama, menerka masa depan berdua ternyata tidak menjanjikan apa-apa. Jika memang tidak ada niatan baik untuk membawa hubungan ini ke arah selanjutnya.
Inilah kenapa kisah-kisah “bertemu-orang-yang-tepat” setelah putus dari pacaran bertahun-tahun bermunculan. Kenekatan kerap muncul setelah dikecewakan. Keinginan membangun komitmen ternyata perlu didorong oleh hati yang sudah lelah menghadapi perihnya kegagalan. Ibarat lari maraton panjang, selepas garis finish kita hanya ingin meregangkan otot yang tegang — dalam sebuah peristirahatan yang jauh dari kata menantang.
Ternyata keyakinan untuk bisa membangun masa depan bersama tidak membutuhkan training bertahun-tahun lamanya. Kita bisa mengeliminasi keharusan PDKT, ratusan kali kencan, dan episode drama yang jumlahnya melebihi jari tangan.
Dalam banyak kasus justru kemantapan itu datang setelah memantaskan diri sebagai pribadi — selepas dipertemukan dengan orang yang juga sudah selesai dengan dirinya sendiri.
Jodoh toh bukan aljabar yang harus membuat kita sakit kepala. Bahkan prosesi peresmiannya berlangsung tak lebih dari hitungan menit saja.
Bukankah tujuan akhir dari selalu ke mana-mana berdua adalah ucapan dalam satu hela nafas,
“Saya terima nikahnya!”atau prosesi khidmat pemberkatan di gereja?
Lucu bukan, jika kita rela menghabiskan waktu bertahun-tahun lamanya demi prosesi yang berlangsung bahkan lebih singkat dari wisuda?
Semakin dewasa, setelah jadi saksi bagaimana kawan-kawan menemukan pasangan hidupnya — pandangan kita terhadap jodoh justru akan makin sederhana. Ini bukan lagi soal kencan ke mana, mematut diri dengan baju apa, sampai berapa lama sudah saling mendampingi dan memanggil sayang ke depan muka.
Jodoh ternyata tak lebih dari soal keberanian, kesiapan sebagai pribadi bertemu dengan peluang, keyakinan bahwa hidup tak lagi layak diperjuangkan sendirian. Konsep jodoh yang dengan jelas sudah disiapkan Tuhan sebenarnya tidak menuntut kita untuk galau menantikannya.
Toh dia pasti akan datang sendiri. Bukankah Tuhan tidak akan bermain-main dengan janji?Kita-kita ini saja yang suka lebay mendramatisir suasana. Merasa paling merana jika belum menemukannya. Merasa hidup kurang sempurna jika belum bertemu pasangan yang bisa menggenapkan separuh jiwa. Padahal jika memang sudah waktunya, pintu jodoh itu akan terbuka dengan sendirinya. Mudah, sederhana, bahkan kadang tanpa banyak usaha.
Kalau memang bukan garisnya, diikat pakai batu akik pun, tak akan jadi jodoh kita seorang anak manusia. Jika memang begini hukumnya — haruskah kita galau dan bercemas diri lama-lama?
Pertunangan bisa gagal, khitbah bisa dibatalkan, pun resepsi bisa di-cancel beberapa jam sebelum perhelatan. Ikatan sebelum pernikahan (ternyata) tidak layak membuat kita merasa aman, pun bangga karena merasa sudah punya pasangan. Sebab ternyata tak ada yang bisa memberi jaminan.
Janji-janji manis yang sudah terucap sebelumya tidak akan berarti apa-apa sampai ada tanda sah di depan negara dan agama. Cincin berlian, atau bahkan batu akik yang sedang hits itu tak akan membantu apapun, jika memang jalan hidup berkata sebaliknya.
Daripada mencemaskan yang sudah tergariskan, mengapa kita tidak mengusahakan yang bisa diubah lewat usaha keras? Rejeki, pekerjaan, membuka kesempatan untuk kembali studi di luar negeri, sampai memutar otak demi membahagiakan orangtua yang sudah tak semandiri dulu lagi misalnya? Hal-hal itu lebih layak mengakuisisi ruang otak kita dibanding terus-terusan galau memikirkan pasangan yang sudah jelas dipersiapkan oleh yang Maha Kuasa.
Akan tiba masanya, ketika kita memandang orang yang tertidur dengan lelap di sisi kanan sembari mengulum senyum. Ternyata begini jalannya. Ternyata inilah jodoh kita yang telah disiapkan oleh semesta. Suatu hari, semua kecemasan yang memenuhi rongga kepala ini hanya akan jadi bahan tertawaan saja.
Bolehkah mulai sekarang kita berusaha lalu berserah saja? Sebab pada akhirnya, jodoh toh sebenarnya sederhana.
Tabik!
Manusia Hanya Bisa Berencana tetapi tuhan lah yang menentukan "yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Thursday 21 April 2016
Walau Tidak Punya Pendidikan, Masih Bisa Bertani, Memasak, dan Merawat Keluarga
Kisah seorang petani dari Kota Duri Riau, Indonesia, ini telah
menginspirasi netizen di seluruh dunia. Meski tidak memiliki Pendidikan,
petani bernama BS (OPUNG) ini tetap bisa melakukan pekerjaannya
sebagai petani, sekaligus merawat istrinya yang selalu kurang sehat yang sakit dan hanya
bisa mengikuti kegiatan suaminya sehari - hari.
Pria yang kini berusia 58 tahun ini kehilangan pendidikannya akibat kurang mampu sewaktu ia masih berusia tujuh tahun. BS (OPUNG) adalah putra 5 dari enam bersaudara.
Meski tak memiliki Pendidikan, ia bisa melakukan pekerjaan sehari-hari. Ia memasak untuk makan tiga kali sehari. Bahkan BS(OPUNG) lah yang selalu mengigatkan istrinya.
Sebagai orang yang tidak memiliki Pendidikan, ia adalah sosok yang patut dicontoh. Ia sanggup mengurus keperluan dirinya sendiri dan merawat keluarganya sendirian, hanya dengan mengandalkan cangkul dan hasil pertanian.
Setiap sore, sekitar pukul 15.00 ia harus mencari ubi untuk memberikan makan 20 ekor ayam peliharaanya.
Cerita kemandirian BS(OPUNG) dan pengabdiannya kepada istrinya membuat hati para netizen tersentuh. Sejumlah orangtua, bahkan selebriti lokal telah menjadikan BS(OPUNG) sebagai orang yang patut dicontoh kepada anak-anak mereka.
“Meski tidak memiliki pendidikan, dia masih bisa bekerja lebih cepat daripada orang yang mempunyai pendidikan,: kata seorang warga desa dikutip dompetmedia.com.
Selama bertahun-tahun,BS(OPUNG) belajar menggunakan inisyatifnya sendiri untuk melakukan kegiatannya. Kini, hampir semua pekerjaan sanggup ia lakukan tanpa kesulitan. Jadi wajar, bila BS(OPUNG) menjadi sosok inspirasi dan telah membuah hati para netizen tersentuh.
Seorang netizen berkomentar, “Dalam beberapa hal, kemampuannya tampak lebih berguna daripada yang lain. Apa yang saya hormati tentang dia yang paling adalah seberapa keras ia bekerja untuk membuat hidupnya lebih baik sendiri. Bukan hanya mengandalkan bantuan dari orang lain,” tulis seorang netizen.
Manusia Hanya Bisa Berencana "yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Pria yang kini berusia 58 tahun ini kehilangan pendidikannya akibat kurang mampu sewaktu ia masih berusia tujuh tahun. BS (OPUNG) adalah putra 5 dari enam bersaudara.
Ia tinggal di Desa Tanjung Pinggir, Kota Duri, Indinesia bersama istrinya.
Sejak 2010, ia harus mengurus istrinya yang berusia 56 tahun yang menderita sakit sejak lima tahun yang lalu.Meski tak memiliki Pendidikan, ia bisa melakukan pekerjaan sehari-hari. Ia memasak untuk makan tiga kali sehari. Bahkan BS(OPUNG) lah yang selalu mengigatkan istrinya.
Sebagai orang yang tidak memiliki Pendidikan, ia adalah sosok yang patut dicontoh. Ia sanggup mengurus keperluan dirinya sendiri dan merawat keluarganya sendirian, hanya dengan mengandalkan cangkul dan hasil pertanian.
Setiap sore, sekitar pukul 15.00 ia harus mencari ubi untuk memberikan makan 20 ekor ayam peliharaanya.
Cerita kemandirian BS(OPUNG) dan pengabdiannya kepada istrinya membuat hati para netizen tersentuh. Sejumlah orangtua, bahkan selebriti lokal telah menjadikan BS(OPUNG) sebagai orang yang patut dicontoh kepada anak-anak mereka.
“Meski tidak memiliki pendidikan, dia masih bisa bekerja lebih cepat daripada orang yang mempunyai pendidikan,: kata seorang warga desa dikutip dompetmedia.com.
Selama bertahun-tahun,BS(OPUNG) belajar menggunakan inisyatifnya sendiri untuk melakukan kegiatannya. Kini, hampir semua pekerjaan sanggup ia lakukan tanpa kesulitan. Jadi wajar, bila BS(OPUNG) menjadi sosok inspirasi dan telah membuah hati para netizen tersentuh.
Seorang netizen berkomentar, “Dalam beberapa hal, kemampuannya tampak lebih berguna daripada yang lain. Apa yang saya hormati tentang dia yang paling adalah seberapa keras ia bekerja untuk membuat hidupnya lebih baik sendiri. Bukan hanya mengandalkan bantuan dari orang lain,” tulis seorang netizen.
Seorang
netizen bahkan merasa terharu saat melihat foto BS(OPUNG) sedang mengaso bersama istrinya. BS(OPUNG) yang tak memiliki pendidikan mampu untuk melakukannya.
“Rasanya saya ingin menangis ketika melihat foto dirinya sedang duduk bersama istrinya,” tulisnya.
“Orang-orang
seperti dia pantas dapat perhatian lebih dan pantas dijadikan sebagai
contoh. Aku berdoa semoga dia selalu mendapat kebahagiaan,” ujar netizen
lain.
Manusia Hanya Bisa Berencana "yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Saturday 16 April 2016
Sederhana
Entah mengapa, hari ini setelah membaca-baca beberapa blog mengenai
‘living in a simple way,’ tiba-tiba timbul keinginan untuk menulis
sesuatu mengenai ‘hidup sederhana.’ Dibalik kata ‘sederhana,’ sepertinya
tersimpan makna tersembunyi yang mungkin terlewatkan oleh kita selama
ini.
Sepertinya memang benar adanya bahwa hidup itu ‘memang sederhana.’
Hal yang paling esensial yang membuat kita bisa menjalani kehidupan
hingga saat ini adalah suatu hal yang juga sederhana, yaitu ‘nafas.’
Iya, nafas memang sederhana. Bahkan sangat sederhana dan saking
sederhananya maka kita seringkali tidak mempedulikan nafas kita sendiri.
Setiap saat kita bernafas, setiap saat pulalah kita hidup dari nafas.
Setiap saat itu juga seringkali kita memiliki mentalitas ‘take it for
granted’ terhadap nafas kita. Setiap saat itu jugalah kita ‘take it for
granted’ terhadap segala sesuatu yang kita alami dalam kehidupan. Dan
mentalitas ‘take it for granted’ lah yang seringkali membuat kita lupa
untuk bersyukur terhadap apapun pengalaman kehidupan yang pernah kita
jalani termasuk juga yang sedang kita jalani saat ini.
Sudahkah kita bersyukur hari ini?
Manusia Hanya Bisa Berencana "yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Sunday 10 April 2016
Osben Simalango Pria Yang Berambut Panjang
Sesekali, pria suka mengubah gaya rambut mereka. Ada banyak potongan rambut untuk mencoba. Setelah mencoba semua potongan rambut dari konservatif ke super-pendek, rambut panjang menjanjikan perubahan yang diinginkan. Apakah ada syarat untuk laki-laki memakai rambut panjang? Apa efek tidak memakai rambut panjang telah, melakukan wanita seperti itu dan apa gaya terbaik? Kami menampilkan tokoh laki-laki berambut panjang dan membantu Anda memutuskan apakah rambut panjang adalah untuk Anda.
Laki-laki berambut panjang berdiri di kerumunan apapun. Pria memiliki alasan sendiri untuk membiarkan rambutnya tumbuh panjang.
Salah satu alasan yang sangat pragmatis adalah untuk menghindari toko tukang cukur. rambut pendek perlu pemangkasan dan karena itu sering berkunjung ke salon rambut. Namun, pria berambut panjang yang sangat mungkin juga siap untuk berdiri keluar dan memiliki gaya mereka sendiri. laki-laki berambut panjang akan diperhatikan. Atribut dan Kualitas panjang-Haired Pria Harus MemilikiPria yang mengubah gaya rambut panjang membutuhkan rambut yang cukup lengkap dan kesabaran - ditambah kualitas pribadi. Sangat sulit adalah fase transisi, di mana rambut tidak cukup lama untuk menyapu belakang telinga. Pada fase ini, rambut terlihat dan terasa canggung. Long-haired men attract admiration as well as stares from men as well as from women.">
laki-laki berambut panjang menarik kekaguman serta tatapan dari laki-laki maupun dari perempuan. Mengenakan surai panjang karena membutuhkan sedikit keyakinan. laki-laki merambut panjang menonjol dan untuk alasan ini saja banyak orang di lingkungan mereka memiliki pengertian mereka sendiri tentang pria berambut panjang. Tergantung pada yang melihatnya, pria berambut panjang yang terkait dengan pemberontak (sulit diatur dan tidak mau tunduk kepada norma-norma sosial), seniman (konvensional dan menjadi berbeda adalah sifat kedua), intelektual (dia cukup teratur dan tidak repot-repot dengan atribut duniawi seperti rambut), show-off (mendapatkan perhatian adalah segalanya), roh gratis (dia memiliki terlalu banyak menyenangkan untuk repot-repot dengan perawatan) atau cukup anak laki-laki (dengan sopan santun lembut atau terpengaruh). Apapun asosiasi, pria berambut panjang yang misterius dan sering muncul lincah. Beberapa orang tampak lebih muda memakai rambut mereka panjang.
Reaksi dicampur. Hal ini tidak sulit untuk memahami pengalaman sensual dari menyentuh rambut panjang halus dari seorang pria. Sementara
pria selalu mencintai wanita berambut panjang itu tidak mudah bagi
banyak perempuan untuk menerima pasangan laki-laki dengan rambut
panjang. Gagasan bahwa ia mungkin memiliki rambut panjang daripada dia masih asing dalam budaya kita.Gaya rambut untuk Long-haired PriaUntuk santai melihat rambut panjang pria harus tidak pernah terlihat baru meniup-kering. Oleh karena itu pria harus memungkinkan rambut panjang mereka untuk udara kering.
Hal ini membuat rambut sehat pula. Gunakan jari Anda untuk menyisir rambut. individual dari rambut dapat ditekankan menggunakan lilin.Sisir dan gel harus disediakan untuk pesta dan acara meriah. Hal ini memungkinkan Anda untuk berpisah rambut Anda dalam garis lurus, sisir rambut Anda dekat dengan kulit kepala dan menyapu belakang telinga. Jangan khawatir jika gaya licin ini tidak secangkir teh Anda. Tampilan kusut keren juga berjalan dengan baik dengan setelan Anda.Pria dengan fitur wajah feminin mungkin ingin menumbuhkan jenggot untuk mencocokkan rambut panjang. Apakah Anda memutuskan untuk memakai desainer jenggot tiga hari atau jenggot panjang, rambut wajah akan memberikan tampilan maskulin yang diinginkan. Mengenakan jenggot untuk penampilan yang lebih maskulin hampir diperlukan jika Anda mengumpulkan rambut Anda ke ekor kuda di leher.rambut panjang dapat mengganggu kegiatan atletik.
Cukup gunakan ikat kepala tipis untuk menahan rambut bagian belakang atau mengumpulkan rambut Anda di ekor kuda leher menggunakan ikat rambut.Apapun gaya rambut Anda sukai, rambut membutuhkan perawatan yang tepat. Kasual adalah tidak keliru untuk penampilan kusut. Cukup mencuci rambut Anda dua kali seminggu dengan menggunakan air suam-suam kuku. Gunakan perawatan rambut seminggu sekali. Jika perlu meningkatkan kemilau rambut Anda dengan menggunakan produk extra-gloss.
Manusia Hanya Bisa Berencana
"yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi,
dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah
menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Osben Simalango
Laki-laki berambut panjang berdiri di kerumunan apapun. Pria memiliki alasan sendiri untuk membiarkan rambutnya tumbuh panjang.
Salah satu alasan yang sangat pragmatis adalah untuk menghindari toko tukang cukur. rambut pendek perlu pemangkasan dan karena itu sering berkunjung ke salon rambut. Namun, pria berambut panjang yang sangat mungkin juga siap untuk berdiri keluar dan memiliki gaya mereka sendiri. laki-laki berambut panjang akan diperhatikan. Atribut dan Kualitas panjang-Haired Pria Harus MemilikiPria yang mengubah gaya rambut panjang membutuhkan rambut yang cukup lengkap dan kesabaran - ditambah kualitas pribadi. Sangat sulit adalah fase transisi, di mana rambut tidak cukup lama untuk menyapu belakang telinga. Pada fase ini, rambut terlihat dan terasa canggung. Long-haired men attract admiration as well as stares from men as well as from women.">
laki-laki berambut panjang menarik kekaguman serta tatapan dari laki-laki maupun dari perempuan. Mengenakan surai panjang karena membutuhkan sedikit keyakinan. laki-laki merambut panjang menonjol dan untuk alasan ini saja banyak orang di lingkungan mereka memiliki pengertian mereka sendiri tentang pria berambut panjang. Tergantung pada yang melihatnya, pria berambut panjang yang terkait dengan pemberontak (sulit diatur dan tidak mau tunduk kepada norma-norma sosial), seniman (konvensional dan menjadi berbeda adalah sifat kedua), intelektual (dia cukup teratur dan tidak repot-repot dengan atribut duniawi seperti rambut), show-off (mendapatkan perhatian adalah segalanya), roh gratis (dia memiliki terlalu banyak menyenangkan untuk repot-repot dengan perawatan) atau cukup anak laki-laki (dengan sopan santun lembut atau terpengaruh). Apapun asosiasi, pria berambut panjang yang misterius dan sering muncul lincah. Beberapa orang tampak lebih muda memakai rambut mereka panjang.
Osben Simalango
Apakah Wanita Tertarik ke Long-haired Men?
Hal ini membuat rambut sehat pula. Gunakan jari Anda untuk menyisir rambut. individual dari rambut dapat ditekankan menggunakan lilin.Sisir dan gel harus disediakan untuk pesta dan acara meriah. Hal ini memungkinkan Anda untuk berpisah rambut Anda dalam garis lurus, sisir rambut Anda dekat dengan kulit kepala dan menyapu belakang telinga. Jangan khawatir jika gaya licin ini tidak secangkir teh Anda. Tampilan kusut keren juga berjalan dengan baik dengan setelan Anda.Pria dengan fitur wajah feminin mungkin ingin menumbuhkan jenggot untuk mencocokkan rambut panjang. Apakah Anda memutuskan untuk memakai desainer jenggot tiga hari atau jenggot panjang, rambut wajah akan memberikan tampilan maskulin yang diinginkan. Mengenakan jenggot untuk penampilan yang lebih maskulin hampir diperlukan jika Anda mengumpulkan rambut Anda ke ekor kuda di leher.rambut panjang dapat mengganggu kegiatan atletik.
Cukup gunakan ikat kepala tipis untuk menahan rambut bagian belakang atau mengumpulkan rambut Anda di ekor kuda leher menggunakan ikat rambut.Apapun gaya rambut Anda sukai, rambut membutuhkan perawatan yang tepat. Kasual adalah tidak keliru untuk penampilan kusut. Cukup mencuci rambut Anda dua kali seminggu dengan menggunakan air suam-suam kuku. Gunakan perawatan rambut seminggu sekali. Jika perlu meningkatkan kemilau rambut Anda dengan menggunakan produk extra-gloss.
Surat Dari Mantanku
Segalanya sudah usai. Apa yang pernah terucap dahulu, kini hanya tinggal sebuah cerita untuk diingat. Aku tak tahu itu sebuah dosa bila tak tertunaikan, atau akan dimaafkan sesuai kondisi dan situasi yang telah terjadi. Pastinya, bukan aku menghendakinya. Aku tak jua mengatakanmu, tapi hanya permintaan mu, alam dan sekitarnya yang menjadikan kita bagaika martil denga paku.
Hampir dua setengah tahun aku menjalani hubungan berkasih dan bersayang denganmu. Durasi perjam rasanya ingin kujadikan perdetik, perbulan ingin kujadikan perminggu, sebab aku ingin cepat-cepat mempersunting.
Dan kitapun menikah, cerita sudah banyak terangkai, kisah jua sudah berjibun tercipta. Antara aku dan kau adalah kebahagiaan pada saat itu.
Aku tahu, kisah akademik diriku tidak seindah yang kau harapkan dan seberuntung mereka-mereka yang beruntung. Akan tetapi, dulu kau selalu menyemangatiku. Hingga aku berniat kembali untuk menapaki kembali jejak akademik-ku yang tertinggal dahulu. Kulakukan hal itu untukmu, untuk semua orang yang menginginkannya.
Langkahku terhenti, tak mau maju lagi. Bom semangat sudah sirna, dan membisu tanpa adanya pesan yang dapat kujadikan motivasi.
Aku tak tahu kenapa, pastinya adalah kebenaran jua bagimu memilih jalan itu. Tak elok, tak layak seorang cerdas dan berilmu pengetahuan berdampingan dengan seorang yang serba keterbatasan. Bukan jua keterbatasan, akan tetapi memang kekurangan. Apa yang akan terjadi pada masa depanmu nanti jika berpapasan denganku? Pasti suram.
Keputusanmu itu adalah kebahagiaan kelak untukmu, mungkin. Tapi, bagiku itu adalah sebuah kekecewaan yang bertahta dalam jiwa dan hati. Kecewaku bukan karena harus berpisah denganmu, bukan karena itu. Aku kecewa sebab ada janjiku belum terlunasi, dan ada banyak kata yang masih belum sempat kusampaikan untuk menjadikanmu seorang berguna.
Kusadari pula kapasitasku. Tak pantas seorang pengangguran menasehati calon pengusaha. Hal itu tak akan kau dengar. Pun kau dengar, hanya bagai telinga kuali, masuk kanan keluar kiri. Entahlah! Semoga saja kau bisa menjadi lebih baik setelah hengkang dari pangkuan hatiku. Kala kuingat masa-masa bersama kita, semuanya menjadi buram. Sudahlah. Aku tak mau larut dalam cerita sedih ini. Biarlah kau mencari yang terbaik buat dirinya. Manatahu, nanti kau akan menemukan seorang yang bisa membuat dirimu lebih bahagia ketimbang denganku. Kau menemukan cara yang sukses di akademik kehidupanmu, sesuai pintamu padaku.
Semoga saja kau dapati itu. Amiin. Cinta tak harus memiliki, sayang tak harus memegang, akan tetapi bagaimana kita mengikhlaskan dan selalu mendoakan agar yang kita sayang menemukan yang terbaik dalam hidupnya. Kukira begitu saja yang harus kulakukan sekarang. Kesuksesan bukan saja di bangku perkuliahan yang akan kita dapatkan. Banyak orang, maka bermacam pula jalan yang ditentukan Tuhan untuk jalur sukses dalam hidupnya. Mungkin, jalurku bukanlah sesuai pintamu itu. Ingat, aku boleh-boleh saja menyayangimu, aku boleh-boleh saja mencintaimu, tapi satu hal yang perlu kau ingat. Nasehatilah aku kapan saja kau mau, tapi jangan samakan aku dengan siapapun. Sebab aku adalah aku, dan aku mempunyai jalan hidup sendiri. Aku jujur karena aku tak mau mengecewakanmu lagi.
Padahal, jika kusembunyikan segalanya, kau tak akan pernah tahu itu. Ah, sudahlah. Apapun ceritanya, apapun kisahnya, kau jangan sering-sering makan mie, nanti lambungmu kambuh, dan jangan banyak makan es, nanti hidungmu susah bernafas. Ingat waktu saja, berdoa yang rajin dan jangan lupa undang aku di hari kau merayakan kesuksesan mu nanti. Untukmu kukatakan, pokok Jeruk purut itu tak pernah ada di belakang rumahku, tak pernah ada. Hal itu hanya fiksi belaka, apalabila ada nanti, mungkin baru kutanam setelah lepas denganmu, sebagai pengingat kisah cinta kita. Bukak dasar itu, sebenarnya aku malu mengatakannya, demimu semuanya terjadi. Dan terimakasih untuk pertemuan yang menyisakan bayangan pilu padaku.
Salam....
dari mantanmu.
Baet, 5 April 2012
Osben Simalango
(penulis jalanan)
Kusadari pula kapasitasku. Tak pantas seorang pengangguran menasehati calon pengusaha. Hal itu tak akan kau dengar. Pun kau dengar, hanya bagai telinga kuali, masuk kanan keluar kiri. Entahlah! Semoga saja kau bisa menjadi lebih baik setelah hengkang dari pangkuan hatiku. Kala kuingat masa-masa bersama kita, semuanya menjadi buram. Sudahlah. Aku tak mau larut dalam cerita sedih ini. Biarlah kau mencari yang terbaik buat dirinya. Manatahu, nanti kau akan menemukan seorang yang bisa membuat dirimu lebih bahagia ketimbang denganku. Kau menemukan cara yang sukses di akademik kehidupanmu, sesuai pintamu padaku.
Semoga saja kau dapati itu. Amiin. Cinta tak harus memiliki, sayang tak harus memegang, akan tetapi bagaimana kita mengikhlaskan dan selalu mendoakan agar yang kita sayang menemukan yang terbaik dalam hidupnya. Kukira begitu saja yang harus kulakukan sekarang. Kesuksesan bukan saja di bangku perkuliahan yang akan kita dapatkan. Banyak orang, maka bermacam pula jalan yang ditentukan Tuhan untuk jalur sukses dalam hidupnya. Mungkin, jalurku bukanlah sesuai pintamu itu. Ingat, aku boleh-boleh saja menyayangimu, aku boleh-boleh saja mencintaimu, tapi satu hal yang perlu kau ingat. Nasehatilah aku kapan saja kau mau, tapi jangan samakan aku dengan siapapun. Sebab aku adalah aku, dan aku mempunyai jalan hidup sendiri. Aku jujur karena aku tak mau mengecewakanmu lagi.
Padahal, jika kusembunyikan segalanya, kau tak akan pernah tahu itu. Ah, sudahlah. Apapun ceritanya, apapun kisahnya, kau jangan sering-sering makan mie, nanti lambungmu kambuh, dan jangan banyak makan es, nanti hidungmu susah bernafas. Ingat waktu saja, berdoa yang rajin dan jangan lupa undang aku di hari kau merayakan kesuksesan mu nanti. Untukmu kukatakan, pokok Jeruk purut itu tak pernah ada di belakang rumahku, tak pernah ada. Hal itu hanya fiksi belaka, apalabila ada nanti, mungkin baru kutanam setelah lepas denganmu, sebagai pengingat kisah cinta kita. Bukak dasar itu, sebenarnya aku malu mengatakannya, demimu semuanya terjadi. Dan terimakasih untuk pertemuan yang menyisakan bayangan pilu padaku.
Salam....
dari mantanmu.
Baet, 5 April 2012
Osben Simalango
(penulis jalanan)
Manusia Hanya Bisa Berencana "yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Saturday 9 April 2016
Tim Promosi
Mari
belajar dan berbisnis bersama Network Marketing “Osben Simalango Halal Ber iklan dan Promosi”
Jaringan Konsultan Independen “Osben Simalango Halal Promosi dan Iklan” yang sudah terbukti
menghasilkan jutawan dari bisnis yang bisa dijalankan secara online dan offline ini!
Jaringan Konsultan Independen “Osben Simalango Halal Promosi dan Iklan” yang sudah terbukti
menghasilkan jutawan dari bisnis yang bisa dijalankan secara online dan offline ini!
Atau
Langsun Di Prosess
oleh
CS
Osben Simalango
Hp : +6285356324499
Email : Osbensimalango@gmail.com
Manusia Hanya Bisa Berencana "yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Tuesday 5 April 2016
Bosan di Kantor
Bekerja di kantor itu membosankan, sumpah! Dan saya yakin semua orang
kantoran berpendapat sama. Bagaimana tidak? Pekerjaan yang dilakukan
sangat monoton, apalagi yang dilakukan setiap hari, di jam yang sama,
dengan duduk di belakang meja yang sama. Lebih membosankan lagi karena
kita tau bahwa seberat apapun kita bekerja, itu hanya akan menambah
nominal kecil di akhir bulan yang tidak setimpal dengan semua kelelahan dan kejenuhan yang didapatkan.NAMUN, semua kebosanan, kejenuhan, penderitaan, keringat, air mata dan darah (lebay) yang harus kamu kuras di tempat kerja tidak berarti bisa terbayar dengan kebebasan yang ditawarkan oleh selembar surat pengunduran diri.
Tidak, resign bukan solusi.
Ini karena rasa bosan di tempat kerja datang karena ketidakmampuan kamu membuat aktivitas kerja menjadi menyenangkan. Pada artikel ini akan saya berikan 5 cara untuk bisa menikmati pekerjaan di kantor dan menghilangkan rasa bosan saat bekerja.pekerjaan di kantor memang identik dengan kebosanan stadium 15. Tapi ini tidak berarti bekerja dengan senang berarti tidak produktif atau pekerjaan terbengkalai. Semuanya ada caranya. Disini akan saya berikan tips untuk menghilangkan kebosanan kerja tanpa harus bermalas-malasan sampai kena teguran. Jadi silahkan baca dulu sebelum protes! Bekerja di kantor itu membosankan, sumpah! Dan saya yakin semua orang kantoran berpendapat sama. Bagaimana tidak? Pekerjaan yang dilakukan sangat monoton, apalagi yang dilakukan setiap hari, di jam yang sama, dengan duduk di belakang meja yang sama. Lebih membosankan lagi karena kita tau bahwa seberat apapun kita bekerja, itu hanya akan menambah nominal kecil di akhir bulan yang tidak setimpal dengan semua kelelahan dan kejenuhan yang didapatkan.
NAMUN, semua kebosanan, kejenuhan, penderitaan, keringat, air mata
dan darah (lebay) yang harus kamu kuras di tempat kerja tidak berarti
bisa terbayar dengan kebebasan yang ditawarkan oleh selembar surat
pengunduran diri. Tidak, resign bukan solusi. Ini karena rasa
bosan di tempat kerja datang karena ketidakmampuan kamu membuat
aktivitas kerja menjadi menyenangkan. Pada artikel ini akan saya berikan
5 cara untuk bisa menikmati pekerjaan di kantor dan menghilangkan rasa
bosan saat bekerja.Ini karena rasa bosan di tempat kerja datang karena ketidakmampuan kamu membuat aktivitas kerja menjadi menyenangkan. Pada artikel ini akan saya berikan 5 cara untuk bisa menikmati pekerjaan di kantor dan menghilangkan rasa bosan saat bekerja.pekerjaan di kantor memang identik dengan kebosanan stadium 15. Tapi ini tidak berarti bekerja dengan senang berarti tidak produktif atau pekerjaan terbengkalai. Semuanya ada caranya. Disini akan saya berikan tips untuk menghilangkan kebosanan kerja tanpa harus bermalas-malasan sampai kena teguran. Jadi silahkan baca dulu sebelum protes! Bekerja di kantor itu membosankan, sumpah! Dan saya yakin semua orang kantoran berpendapat sama. Bagaimana tidak? Pekerjaan yang dilakukan sangat monoton, apalagi yang dilakukan setiap hari, di jam yang sama, dengan duduk di belakang meja yang sama. Lebih membosankan lagi karena kita tau bahwa seberat apapun kita bekerja, itu hanya akan menambah nominal kecil di akhir bulan yang tidak setimpal dengan semua kelelahan dan kejenuhan yang didapatkan.
Tunggu! Bagaimana kalau saya malah jadi tidak produktif?
Well, pekerjaan di kantor memang identik dengan kebosanan stadium 15. Tapi ini tidak berarti bekerja dengan senang berarti tidak produktif atau pekerjaan terbengkalai. Semuanya ada caranya. Disini akan saya berikan tips untuk menghilangkan kebosanan kerja tanpa harus bermalas-malasan sampai kena teguran. Jadi silahkan baca dulu sebelum protes! :p-
Dengarkan Musik
Sebuah penelitian membuktikan bahwa tingkat konsentrasi dan kecerdasan bisa meningkat ketika melakukan aktivitas dengan mendengarkan musik instrumental klasik. Untuk saya sendiri, saya lebih suka mendengarkan musik instrumental ala Kenny G, dan musik ini juga yang saya sarankan untuk kamu.
-
Kerja Cepat = Isterahat Cepat
Cobalah mindset seperti ini: “kalau saya bekerja dengan lebih cepat, saya bisa isterahat lebih lama.”
Ketika saya mencoba mindset ini pertama kali, saya berusaha sekuat tenaga untuk bekerja dengan jauh lebih cepat. Jadinya, waktu terbang begitu saja tanpa terasa dan saya sudah menyelesaikan semua pekerjaan saya 2 jam sebelum waktu pulang! 2 jam itu kemudian saya gunakan untuk mengganggu teman-teman lain yang masih kerja. Asik kan?
Berikut ini beberapa tips untuk bekerja lebih cepat:
1. Gunakan target waktu.
Untuk setiap hal yang saya kerjakan, saya selalu menggunakan target waktu. Selain untuk motivasi, ini juga membuat pekerjaan semakin menantang seperti bermain game yang ada batasan waktunya. Semakin lama, saya semakin cepat dalam bekerja dan setiap hari target waktu tersebut semakin saya perpendek. Dan itu semua saya lewati tanpa merasa bosan.
2. Selesaikan dulu, baru isterahat.
Isterahat makan siang itu sebenarnya adalah distraksi yang besar. Saat isterahat, kamu melepaskan semua fokus kerja yang sudah kamu bangun sejak pagi lalu mengisi perut kamu dengan makanan hingga mengantuk dan sulit untuk fokus lagi. Itulah kenapa saya memilih makan di meja kerja saya sambil kerja. Kalau saya berhasil selesai lebih awal, saya akan punya lebih banyak waktu untuk isterahat, menjahili atasan, nongkrong di kafe kantor atau mungkin pulang lebih awal.
3. Kopi, kopi, kopi.
Ya, kopi itu wajib untuk mempercepat pekerjaan. Apa hubungannya? Kopi memiliki kafein yang salah satu efeknya adalah membuat jantung berdetak lebih cepat dan membuat darah mengalir lebih deras. Efek ini kemudian meningkatkan adrenalin dan membuat kamu lebih responsif, lebih fokus dan kreatif dalam bekerja.
-
Jangan Gila Urusan!
-
Tidak Usah Perfeksionis
-
Bekerja Cerdas
by. cararahasia.com
Manusia Hanya Bisa Berencana
"yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi,
dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah
menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Tuesday 29 March 2016
5 Trik Hasilkan Uang dari Kerja Online
blogging merupakan salah satu sarana menghasilkan uang secara online.
1. Website berbayar
Ada banyak website yang membayar Anda untuk melakukan tugas seperti berbelanja, ambil survey, atau mengetes produk.
contoh: Swagbucks, Project Payday, Fiverr
2. Menulis Freelance
Cara ini merupakan salah satu cara paling populer. Perlu diperhatikan dalam melamar untuk pekerjaan ini, penting untuk membangun portfolio dan resume Anda. Disarankan, Anda punya personal web jika mengincar pekerjaan ini. Seperti blog atau media sosial lainnya.
contoh situs Listverse, International Living, FundsforWriters
3. "Jual Diri"
Sejak ide lelang dan jual beli online muncul, pasar online membengkak popularitasnya. Banyak cara yang bisa Anda dapatkan dari jual-beli online. Cara ini juga merupakan cara kerja online yang paling populer di Indonesia. Beberapa tips dalam jual-beli online:
- Ambil foto produk yang bagus.
Jangan asal foto dengan kamera HP Anda yang gambarnya berpasir. Setidaknya cari background yang cocok dengan produk Anda.
- Jujur.
Dalam menjual barang. Terus terang lah pada pembeli tentang apakah produk ini baru atau pernah dipakai, warnanya, atau kegunaannya. Menipu memang akan membuat Anda mendapatkan uang dengan mudah. Tapi kalau sekali pembeli sadar sudah ditipu, semoga beruntung menghindar dari protes orang-orang, dan sampai berurusan dengan polisi.
- Lakukan bisnis yang baik.
Simpel saja, dalam jual beli apapun, layanan pelanggan merupakan faktor paling penting.
4. Blogging
Siapa di antara Anda yang punya blog fesyen pribadi, blog tulisan, atau blog review produk? Diantara ini beberapa cara menghasilkan uang lewat blogging:
- Mengiklan. Cara paling umum. Anda bisa mendaftar di perusahaan seperti Google AdSense atau Media.net.
- Afiliasi. Cara ini merupakan metode mengiklankan produk atau servis dari orang lain. Tinggal mem-post link atau gambar, Anda bisa mendapat penghasilan saat ada orang yang meng-klik postingan Anda atau membeli produknya.
- Produk atau Jasa. Anda bisa merancang eBook atau software komputer? Bisa menawarkan servis berbayar seperti workshop menulis, public speaking, atau perencanaan finansial? Anda bisa gunakan blog Anda untuk promosi. Kembali ke poin 3 di atas.
5. Kerja di Rumah
Akhirnya! Ada beberapa perusahaan yang bisa mempekerjakan Anda dan membolehkan Anda bekerja di rumah jika ingin bekerja namun punya jadwal sendiri.
contoh situs: CrowdSource, Demand Studios, Fast Chart.
(Indy/Ndw)
JOIN
Manusia Hanya Bisa Berencana
"yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi,
dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu
bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah
menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Monday 28 March 2016
Membuat Makanan Bayi
Tuntunan Membuat Makanan Bayi Sendiri
Ingin membuat makanan bayi sendiri? Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:
Bahan Makanan
Jika Anda baru akan memulai memberikan makanan padat kepada bayi Anda, maka mulailah dengan yang sederhana. Selain makanan seperti sereal, makanan padat untuk si kecil bisa berupa pisang atau alpukat yang dihaluskan, puree apel, pir, labu, maupun kentang yang dimasak.Begitu bayi Anda terlihat menyukai berbagai macam buah dan sayuran, berikutnya Anda bisa memperkenalkan daging sapi, kambing, atau ayam kepadanya. Pastikan Anda tidak membubuhkan garam ke dalam makanan si kecil dan tidak memproses daging dengan cara dipanggang/dibakar. Sebagai variasi, tentu saja Anda bisa mengkombinasikan daging dengan sayuran atau bahkan buah, seperti apel dan pir.
Setelah secara bertahap bayi Anda mulai terbiasa dengan berbagai jenis makanan dan tekstur yang berbeda dan giginya mulai muncul, Anda bisa mencoba memberikan ikan berdaging lembut dan buah-buahan yang agak masam seperti jeruk.
Tips Menyiapkan
PersiapanPertama-tama sebaiknya setiap buah Anda kupas kulitnya, sisihkan lemak serta gajih dari daging dan sisihkan juga kulit ayam.
Pengolahan
Untuk pengolahan, bahan makanan bisa Anda kukus, rebus, ataupun dimasak dengan menggunakan microwave.
Selanjutnya, untuk bayi berusia di bawah 8 bulan, Anda bisa membuat bahan-bahan tersebut menjadi puree. Prosesnya bisa menggunakan food processor ataupun blender biasa. Untuk membuat puree lebih halus, Anda boleh saja menambahkan air matang secukupnya.
Untuk bayi berusia lebih dari 8 bulan, daging cukup Anda cincang halus dan bahan makan lain bisa Anda lumatkan/haluskan menggunakan garpu. Jika Anda menggunakan ikan, hati-hati dengan tulangnya ya…
Tips Menyajikan dan Menyimpan
PenyimpananMakanan bayi yang sudah dalam bentuk puree, bisa bertahan dalam freezer hingga 30 hari, paling lama. Cara menyimpannya, Anda bisa menggunakan wadah es batu. Sendokkan pure ke dalam kotak-kotak wadah es batu, lalu tutup dengan menggunakan plastic wrap untuk makanan. Simpan dalam freezer.
Atau, Anda bisa juga menggunakan toples plastik/kaca sebagai wadahnya. Puree ini bisa bertahan hingga 2 hari dalam kulkas dan hingga 1 bulan dalam freezer. Jangan lupa untuk memberi label yang berisikan informasi bahan makanan dan tanggal kadaluarsa.
Penyajian
Untuk menyajikan makanan yang telah disimpan dalam kulkas/freezer, sebagian lebih suka untuk memanaskannya di atas kompor. Sebagian lagi menggunakan microwave, dengan menempatkan kubus-kubus puree ke dalam mangkuk kaca atau keramik, lalu memanaskannya. Pastikan Anda mengaduk puree tersebut hingga betul-betul merata, untuk menghindari berkumpulnya panas hanya pada satu titik makanan. Ini bisa membahayakan bayi Anda.
Sebelum disajikan, periksa dulu suhu makanan dengan menggunakan sendok bersih dan uji dengan menggunakan bibir Anda. Jika ada makanan yang tersisa, jangan dimasukkan lagi ke dalam freezer ya…
Manusia Hanya Bisa Berencana "yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Makanan bayi
Halaman ini akan terus diperbarui, dengan menambahkan berbagai info bermanfaat seputar makanan bayi. Silahkan bookmark halaman ini (Ctrl D) agar mudah menemukannya di kemudian hari.
Berikut berbagai informasi yang perlu Anda ketahui…
Apa tanda-tanda bayi sudah siap menerima makanan pendamping? 11 hal yang perlu diperhatikan ketika mulai memperkenalkan MPASI. Tahapan pengenalan MPASI. Contoh jadwal makan bayi. Tanda bayi sudah kenyang.
Bagaimana memilih bahan makanan yang baik? Peralatan apa saja yang Anda perlukan untuk mulai membuat makanan bayi sendiri? Beberapa prinsip cara mengolah bahan makanan agar sehat untuk si kecil. Trik memperkenalkan menu baru. Cara menyimpan makanan bayi.
Beberapa Hal yang Perlu Anda Ketahui Ketika Membuat Makanan Bayi
- Ketika memperkenalkan jenis makanan baru kepada si kecil, cobalah satu jenis makanan saja selama beberapa hari, untuk melihat apakah terdapat reaksi alergi. Lakukan untuk setiap jenis makanan baru selama 3-4 hari.
- Pastikan tangan Anda dan semua peralatan yang Anda gunakan bersih dan aman bagi kesehatan bayi.
- Setiap bayi akan menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap setiap jenis makanan dan teksturnya. Bersabarlah dalam memperkenalkan semua jenis makanan yang sehat, agar ia terbiasa mengkonsumsi daging, sayuran, buah-buahan dan sebagainya. Kuncinya, jangan cepat berputus asa!
Manusia Hanya Bisa Berencana "yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya"
Sunday 20 March 2016
Tentang
WELCOME
Mr. O |
group open to the public, the discussion is more mild, ranging from introductory to requests (to requests)
open group, but is devoted to more technical discussions. If you do not want to receive notifications that accumulate on technical matters, please join the first group, a fan page that is taken care of by the board. You can nominate their status through the blog and posted this page. Free
- Who author: Education / job, experience, and other news .
- About the blog content
- How to contact the author
Osbensimalango.blogspot.com is simple blogging site that contains information about the World and as well as a diverse set of other interesting articles that hopefully provide solutions and beneficial for all of us. Osbensimalango.blogspot.com into one medium of information, solutions, inspiration for the reader.
Always discuss about the spirit of the
world Excerpts: To a journey of 10,000 miles begins with one hand.
Profile:
Writer / Admin: Osbensimalango
Email: osbensimalango@gmail.com
Facebook: Osben Simalango
Twitter: Osben-Simalango
Friday 18 March 2016
Begini Gaya Zaskia Gotik Saat Hina Lambang Negara
- Zaskia Gotik
tengah tersandung masalah. Ketika tampil di salah satu acara musik di
televisi swasta, Selasa (15/3/2016), pelantun "Satu Jam Saja" tersebut
berulang kali memberikan pernyataan yang dianggap melecehkan lambang
negara.
Insiden itu sendiri dimulai ketika Zaskia, Julia Perez, dan Ayu Ting-Ting bermain kuis yang dipandu oleh Denny Cagur, salah satu pembawa acara.
Saat ditanya kapan proklamasi Indonesia dikumandangkan, Zaskia menuliskan "sesudah azan subuh" sebagai jawaban. Pernyataan nyeleneh tersebut semakin membuat penonton ternganga saat dirinya menuliskan "32 agustus" sebagai tanggal proklamasi.
Tak berhenti di situ, Zaskia kembali membuat kehebohan tatkala ditanya soal lambang dari sila kelima pancasila. Di saat Julia Perez dan Ayu Ting Ting menjawab padi dan kapas, dia justru menulis "bebek nungging".
Kontan, tak lama setelah acara selesai, Zaskia Gotik langsung mendapat protes dari banyak netizen. Mereka merasa geram dengan tingkah Zaskia yang dianggap tak peka dengan kehormatan negara.
by
Insiden itu sendiri dimulai ketika Zaskia, Julia Perez, dan Ayu Ting-Ting bermain kuis yang dipandu oleh Denny Cagur, salah satu pembawa acara.
Saat ditanya kapan proklamasi Indonesia dikumandangkan, Zaskia menuliskan "sesudah azan subuh" sebagai jawaban. Pernyataan nyeleneh tersebut semakin membuat penonton ternganga saat dirinya menuliskan "32 agustus" sebagai tanggal proklamasi.
Tak berhenti di situ, Zaskia kembali membuat kehebohan tatkala ditanya soal lambang dari sila kelima pancasila. Di saat Julia Perez dan Ayu Ting Ting menjawab padi dan kapas, dia justru menulis "bebek nungging".
Kontan, tak lama setelah acara selesai, Zaskia Gotik langsung mendapat protes dari banyak netizen. Mereka merasa geram dengan tingkah Zaskia yang dianggap tak peka dengan kehormatan negara.
by
Cinta dan Budaya
Ujian Nasional telah selesai. Perasaanku bercampur aduk antara senang dan gelisah, namun biarkanlah pengumuman dua bulan lagi, masih ada waktu untuk bersenang-senang. Teman-temanku, Aldi, Sarah, Fitri, dan Kamal mengajakku untuk liburan.
“Hai teman-teman, gimana nih? UN udah selesai loh..” kata Aldi saat kami berlima berkumpul di kantin.
“Gimana kalau kita liburan ke daerah asal Ayahku?” sahut Sarah.
“Apa bagusnya di sana?” kataku.
“Tenang aja, aku jamin kali ini bakalan seru dan menguji nyali kita nih..” sanggah Sarah.
“Ngomong-ngomong di mana tempatnya?” tanya Kamal.
“Udah, ikut aja!” senggak Sarah.
“Oke, kalau begitu kapan kita akan ke sana?” tanya Aldi.
“Dua hari lagi. Gimana?” ujar Sarah.
“Oke.”jawab kami berempat.
Dua hari sudah terlewat sejak perbincangan itu. Dan sampailah di hari tersebut, tepat pukul delapan pagi kami berkumpul di rumah Sarah. Dan saat itu temanku dan juga orang yang aku cintai sudah ada di sana.
Mulai beriklan
“Hai teman-teman.” sambutku.
“Hai.” jawab semua temanku.
“Ki, kamu udah bawa perlengkapan?” tanya Aldi padaku.
“Udahlah..” jawabku.
Akhirnya Sarah meminta izin kepada orangtuanya untuk pergi ke tempat asal ayahnya.
“Yah. Aku, Fitri, Aldi, Kamal, dan Riski ingin main ke rumah Nenek dan kakek untuk beberapa hari..” pinta Sarah.
“Iya. Ayah kirim salam buat Bapak dan Ibu di sana, dan kamu hati-hati ya!” jawab ayah.
“Ok yah.. Dah..” jawab Sarah sambil mencium tangan ayah dan ibunya dan berpamitan.
Kami berlima pun berangkat naik bus menuju stasiun, karena memang kami merencanakannya dengan naik kereta agar lebih seru dan mengesankan. Aku senang sekali, berlibur dengan teman-temanku terutama Fitri dia adalah cewek yang aku sukai sejak kelas satu SMA. Menurutku, Fitri adalah cewek yang cantik, baik, ramah, dan juga pendiam. Namun, aku tidak pernah tahu isi hatiku sama tidak seperti isi hatinya, apakah dia juga menyukaiku? aku masih tidak tahu, mungkin ia tidak suka. Aku adalah orang yang jika suka seseorang tidak langsung mengungkapkannya. Aku berharap liburan ini aku bisa tahu bahwa aku dan Fitri saling mencintai.
—
Pukul sembilan tepat. Aku dan teman-temanku sampai di stasiun. Dan kereta pun sudah datang, kami naik kereta dengan nomor kursi yang berdekatan. Aku sangat gemeteran duduk di samping Fitri, karena memang aku yang bertugas memesan tiket keretanya dan aku pula yang membaginya, aku sudah sengaja ingin membagi tiket Fitri agar tepat duduk di sampingku, dan ternyata benar-benar tepat perkiraanku. Walupun begitu aku tetap tenang hanya sedikit berbincang dengan Fitri soal kuliah dan UN. Hatiku senang sekali melihat wajahnya dan senyumannya yang menawan. Namun, aku sadar wajahku tidaklah tampan, bukannya mau merendah, tetapi wajahku memang kurang tampan, apalagi dibanding Aldi yang memang paling tampan di kelas.
Kurang lebih tiga jam aku dan teman-teman sampai di stasiun kota tempat tinggal kakeknya Sarah. Dari sini kami menuju kampung kakeknya Sarah dengan menggunakan Angkutan Desa.
Kurang lebih lima belas menit, aku dan teman-teman sampai di kampung kakeknya Sarah. Di sini walaupun sudah siang dan panas seperti ini tetapi hawanya tetap dingin karena kampung ini terletak di bawah kaki gunung.
Di samping kami, ada persawahan yang luas dengan air yang mengalir membuat hati dan pikiran terasa tenang, raga pun terasa ingin memanjakan diri untuk mandi di air sungai yang tidak jauh dari tempat kami berjalan. Setelah melewati pemandangan yang melebihi indah dan lebih menawan kami pun sampai di sebuah desa yang tertulis. “Desa Buaya Sawah.” Aku terkejut dengan nama desanya. Aku berpikir apakah di sini memang ada buaya yang tinggal di sawah atau itu hanya nama saja? Namun aku abaikan saja. Kami pun sampai di rumah kakeknya Sarah.
“Assalammualaikum, Kek.” kata Sarah sambil mengetuk pintu.
“Waalaikummussalam.” jawab kakek Sarah sambil membukakan pintu dan mempersilahkan kami masuk. Kami pun beristirahat di rumah kakeknya Sarah. Sambil makan makanan desa seperti ubi kayu, dan ketela pohon. Rumah kakeknya Sarah sederhana, yang membuat aku sedikit betah di sini adalah suasana dan hawa yang menyejukkan. Seraya aku bertanya pada kakek tentang nama desa yang aneh ini.
“Maaf Kek, kenapa desa ini dinamakan Desa Buaya Sawah?” aku lantas bertanya pada kakek.
“O… begini Nak, dulu di sini adalah satu-satunya desa yang memiliki sawah yang di dalamnya ada seekor buaya yang ukurannya besar. Lalu, warga di sini dipindahkan karena buaya tersebut. Setelah buaya itu berhasil ditangkap kami pun kembali dan memberi nama desa ini dengan nama Desa Subur. Akan tetapi, para sesepuh desa beranggapan, jika nama desa tidak ada unsur buaya atau tidak ada kata buaya, maka buaya tersebut akan kembali ke desa ini. Menurut para sesepuh, buaya-buaya itu adalah jelmaan siluman yang harus dijaga dan dihargai..” jelas kakek pada kami.
Hari pun menunjukkan jam dua siang. Aku pun lupa untuk salat Duhur, lekas aku mengajak teman-temanku untuk salat bersama. Senang sekali mengajak teman-temanku dan juga Fitri untuk salat bersama. Usai salat, kami menikmati pemandangan kampung kakek, aku mengajak Fitri keluar menikmati indahnya hamparan sawah dan desiran air sungai di sekitar kampung ini. Hatiku seraya berkata cantik sekali wajahmu hai Fitri, tetapi aku tidak bisa mengungkapkannya. Temanku Aldi dan Kamal berselfie ria di tengah sawah, sedangkan Sarah sedang membereskan perlengkapan kami di dalam rumah.
Sore pun tiba, adzan Ashar pun berkumandang merdu di antara angin yang sepoi-sepoi, kami pun bersiap untuk salat Ashar. Kami memilih salat Ashar di musala dekat sini. Sepulang dari musala tadi aku mendengarkan ada yang bercakap-cakap tentang buaya yang besar, mereka bilang buaya itu masih ada, dan sekarang masih belum diketahui tempat persembunyiannya. Setelah salat Ashar, kami berlima berbincang-bincang. Aku mempunyai rencana untuk menyelidiki buaya yang masih ada di sini.
“Teman-teman, tadi aku mendengar orang berbicara di depan musala. Mereka bilang buaya itu masih ada, dan masih bersembunyi di suatu tempat di sekitar sini. Bagaimana kalau kita cari buaya itu?” jelasku. “Apa? Cari buaya? Bahaya! Mau cari di mana?” ujar Sarah.
“Iya, itu kan sangat berbahaya!” kata Fitri.
“Tenang saja, kan ada kami bertiga. Iya kan, Aldo, Kemal?” jawabku.
“Ya..” jawab Aldo, Kamal diam saja.
“Mal! Bagaimana?” tanya Aldo sambil menyenggolnya.
“Aku ikut saja..” jawab Kamal.
“Baiklah aku dan Fitri juga ikut, biar nambah pengalaman..” ujar Sarah.
“Oke, kalau begitu kita nanti malam siap-siap. Besok kita berangkat pagi-pagi sekali!” kataku.
Hari pun sudah malam, jam menunjukkan jam sepuluh malam, kami sedang nonton televisi di ruang depan sambil bersiap-siap membereskan barang-barang agar ruang depan bisa untuk tidur kami berlima. Oleh karena tidak ada kamar lain, kami terpaksa tidur di depan televisi. Hari sudah larut malam, jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Aku baru dari kamar mandi, dan ketika ku melihat teman-temanku, mereka sudah tidur, begitu pula dengan Fitri. Wajahnya cantik walaupun sedang tidur, manis sekali seperti gula merah, sungguh menawan, tak bosan aku memandangi dan memuji kecantikannya.
Aku belum tidur, aku mempersiapkan senjata untuk ku bawa besok, mungkin dengan senjata yang ku bawa, aku bisa melindungi Fitri dan teman-temanku. Senjata pun ku masukkan ke dalam ranselku. Dan aku pun bersiap untuk tidur dan berharap, di tidurku, aku bisa memimpikannya. Esok hari pun tiba, aku bangun untuk salat Subuh dengan membangunkan beberapa temanku. Kami salat Subuh di rumah. Setelah waktu menunjukkan pukul lima pagi kami pun bersiap-siap untuk mandi dan mempersiapkan segalanya.
Tepat pukul enam pagi kami selesai bersiap-siap. Aku memberikan belati pada teman-temanku yang ku beli di sekitar kampung ini. Aku membagikannya hanya untuk berjaga-jaga. Kecuali Fitri, dia tak ku beri belati aku takut terjadi apa-apa dengannya, cukup aku saja yang ada di sampingnya. Kami berangkat pukul setengah tujuh pagi. Kami meminta izin pada kakek dan kakek mengizinkannya. Kami mulai perjalanan kami menyusuri sawah yang menuju sungai di bawahnya. Aku dan Fitri di depan sedangkan Aldi berada di belakang. Aku dan teman-temanku menyusuri sawah dan turun ke bawah, jalannya berbatu, dan licin.
Aku turun terlebih dahulu dan tanganku menjangkau tangan Fitri untuk membantunya turun, begitu pula aku lakukan untuk Kamal dan Sarah, sedangkan Aldi? Dia bisa turun sendiri. Kami pun sampai di bawah. Dan betapa terkejutnya kami ketika melihat sungai di bawah sini, terdengar suara burung-burung dan desiran air sungai memecah keheningan suasana. Aku mencari cara agar bisa melewati sungai ini. Aku terkejut, ternyata sungai ini dangkal, lantas aku mencoba menyeberanginya dengan bantuan tongkat dari pohon yang tergeletak di bibir sungai. Ketika aku mau melewatinya ada orang menegurku.
“Heh… kalian mau ke mana? Di sini bahaya! Sana pulang!” kata orang itu dengan berteriak.
“E… kenapa Pak?” Aldi bertanya.
“Hati-hati! di sana mungkin ada buaya..” jawab orang itu sambil menunjuk ke seberang sungai.
“Untuk itu Pak, kami akan menyelidikinya..” ujarku.
“Tapi di sana bahaya!” bapak itu mengingatkan.
“Kami tahu Pak. Kami akan berhati-hati..”aku menjawab.
“Ya sudah, sana kalau kamu berani!” kata bapak itu. Lalu meninggalkan kami.
Kami pun berhasil menyeberangi sungai dan melanjutkan perjalanan kami. Tak terasa jam tanganku menunjukkan pukul sembilan pagi. Kami sampai di sebuah tempat yang bisa disebut hutan kecil. Kami menemukan beberapa hewan di sini seperti rusa, dan landak. Aku menemukan sebuah gua kecil yang terlihat sebuah ekor buaya di bibir gua tersebut. Aldi lekas mengambil pistolnya untuk membunuh buaya tersebut, karena memang tujuan kami memusnahkan buaya di sekitar sini.
“Dor!!!”
Peluru sudah ke luar dari mulut pistol Aldi. Namun, tembakannya meleset dan buaya itu berbalik arah dan siap memakan kami. Kami pun lari terbirit-birit meninggalkan buaya itu. Aku mencoba menghalangi buaya itu dengan menggunakan senapan angin yang ku bawa. “Dor!!!” yah, peluruku mengenai mulutnya yang sedang terbuka. Aku pun langsung ikut kabur sambil menarik tangan Fitri menjauhi buaya yang sudah memakan peluruku itu.
“Ah, tembakanku meleset. Sial..” kata Aldi sambil terengah-engah.
“Tunggu! Tunggu kami!” teriakku sambil berlali melambaikan tangan menuju Aldi dan lain-lain.
“Ngeri sekali… hahaha..” kataku sambil tertawa mengejek Aldi.
“Loh, kenapa ketawa?” Aldi bertanya kebingungan.
“Untung aku bisa menembaknya, kalau tidak..” kataku.
“Kau? Kau bisa menembak? Hebat..” sahut Aldi memujiku.
Aku dan teman-teman melanjutkan perjalanan dan kami beristirahat sejenak. Aku dan Aldi merencanakan sesuatu, yang aku dan Aldi rencanakan adalah jika kita bertemu buaya raksasa itu kita bagi dua kelompok. Aku bersama Fitri dan Aldi bersama yang lainnya. Selagi teman-temanku beristirahat, aku mencari bilah kayu yang bisa aku gunakan sebagai senjata untuk memusnahkan buaya raksasa yang akan aku temui nanti. Aku menemukan beberapa bilah ranting dari pohon yang sudah berserakan, karena hutan ini memang sangat sunyi dan tidak terawat, aku lantas memangkasnya hingga ujungnya runcing menggunakan belati yang ku bawa. Setelah itu, aku kembali ke teman-temanku.
Setalah kurang lebih setengah jam kami beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan kami membelah hutan yang sunyi ini. Aku berjalan di depan, sedangkan Fitri di belakang bersama ketiga teman-temanku lainnya. Betapa terkejutnya aku mendengar Fitri berteriak, lekas aku menoleh ke belakang dan melihat seekor buaya raksasa dengan mulut menganga siap memakan kami. Aku pun dengan cepat menarik tangan Fitri untuk menjauh dan menyuruh teman-temanku lainnya untuk lari, tapi kami dikejar buaya itu. Cepat sekali, buaya itu mengejar kami. Aku memutuskan untuk berpencar dengan Aldi, Kamal, dan Sarah. Aku bersama Fitri ke kanan dan mereka ke kiri. Buaya itu tetap mengejar, tetapi hanya aku dan Fitri yang dikejar. Aku dengannya lari terbirit-birit. Aku membawa Fitri di sebuah gua.
“Aduh, gimana nih?” kata Fitri ketakutan.
“Tenang! Aku akan melindungimu, karena kau adalah orang yang aku cintai..” kataku dan keceplosan bilang cinta padanya. “Ah, apa? Apa kamu bilang?” jawab Fitri sambil ketakutan.
“E… sudahlah nanti saja!” kataku sambil gerogi.
Moncong buaya itu sudah terlihat dari mulut gua, aku ingin menembaknya tetapi ada Fitri, aku tak ingin membuatnya takut. Aku mempersiapkan senapanku yang sudah ku isi peluru yang hanya tersisa empat, karena sudah ku gunakan tadi. Aku mencoba menenangkan Fitri.
“Fit, tenang! Aku akan menembak buaya itu..” kataku sambil memeluknya.
“Hati-Hati Ki!” kata Fitri sambil melepas pelukannya.
Aku membawa Fitri ke belakang gua. Lalu, aku bersiap melepaskan peluruku, aku mengincar lubang moncongnya. “Dor!!!” ya sudah ku bilang, aku pasti berhasil. Dengan cepat-cepat aku menarik Fitri ke luar dari gua, buaya itu sedang menunduk lemas, namun belum mati. Aku dan Fitri lari, namun buaya itu masih mengejar kami, karena jaraknya cukup bagus, dan mulut buaya itu menganga sepuluh meter di belakang kami, aku pun berbalik dan melepaskan ketiga peluru sekaligus ke arah mulut buaya itu. “Dor, dor, dor!!!” Buaya itu akhirnya lemas tak berdaya, ketika ketiga peluruku termakan olehnya.
Aku dan Fitri kabur dengan cepat. Disela kami berlari, Fitri mengungkapkan bahwa ternyata dia sangat mencintaiku. Mendengar kalimatnya itu, aku pun sangat senang, dan aku langsung memeluknya. Aku berjanji aku akan selalu ada untuknya, tak akan ku biarkan orang lain melukainya walaupun sedikit. Kami pun ke luar dari hutan dan ternyata teman-temanku lainnya sudah di sana bersama kakek dan para warga lainnya. Mereka senang, karena buaya yang sebenarnya sudah musnah. Aku bangga sekali, bisa menolong orang di desa ini, karena menurutku menolong orang adalah suatu kebanggaan.
Akhirnya, aku dan teman-temanku pulang pada malam hari setelah sholat isya. Kami menuju stasiun untuk pulang ke rumah. Kini aku tidak ragu lagi, duduk di sebelah Fitri. Dan teman-temanku juga merasa terkejut, ketika mereka tahu bahwa aku dan Fitri saling mencintai. Di kereta api perjalanan pulang Fitri tertidur di pangkuanku, membuat hatiku gembira, aku merasa bahwa cinta itu harus bisa diungkapkan, harus bisa diperjuangkan, dan harus bisa dipertahankan. Aku tak akan biarkan gadis yang baik dan cantik ini lepas dariku begitu saja, sambil ku cium keningnya yang sedang tertidur. Pengalaman ini tak akan aku lupakan dan tak berhenti sampai di sini.
Cerpen Karangan: Muhammad Arsyad
Blog: arsyadmoeslimsejati.blogspot.com
Nama: Muhammad Arsyad
Lahir: Pekalongan, 9 Mei 1998
Tell Me, I Love You
Angin berbisik merdu mengantarkan gadis itu ke luar dari
persembunyiannya. Kim Tae Yeon, gadis itu tak bergeming tatkala melihat
sosok lelaki yang sudah berdiri di hadapannya, seperti biasanya.
“Annyeong has…” Belum utuh Sehun menyapa, Taeyeon berlalu
meninggalkannya untuk sebuah bus yang akan mengantarnya ke sekolah.
Sehun yang sudah biasa seperti ini pun hanya tersenyum kemudian
mengikuti Taeyeon menaiki bus. Lama Taeyeon merasa risih karena di
belakangnya berdiri seorang Oh Sehun, karena ia tak pernah mendapat
tempat duduk, karena Sehun selalu berdiri di belakangnya setiap pagi.
“Apa nanti… Sepulang sekolah kau ada waktu?”
“Jangan tanyakan hal lain selain pelajaran, oke?”
Taeyeon meninggalkannya turun dari bus. Lagi-lagi Sehun hanya tersenyum. Ia berjalan, mengikuti dan selalu mengajak Taeyeon bicara, tanpa pernah mendapat respon. Tapi itu cukup membuat Sehun merasa senang. Namun sekali mendapat respon. “Oke, mari kita perjelas di sini. Kau muridku dan aku gurumu. Jangan menyimpan perasaan seperti itu padaku. Cukup hormati aku sebagai guru, dan jangan pernah mengikutiku lagi.”
—
Hari ini tidak seperti biasanya, tapi sudah biasa hari-hari seperti ini. Taeyeon tak pernah mendapati Sehun di terminal, di belakangnya di dalam bus, bahkan tak di kelas sekali pun. Bangku itu selalu kosong. Hanya udara dingin musim gugur yang duduk di atasnya. Sederhana saja, Sehun bukan lagi penguntitnya. Bahkan ia tak lagi mengirim chat setiap detik yang bagi Taeyeon sangat tidak berguna. Taeyeon lega, tapi ada sesuatu yang berbeda di hatinya. Kehadiran sosok lelaki yang dianggapnya ‘anak kecil’ itu tak mengusik hidupnya. Ada rasa kosong dan sesuatu yang hilang yang dirasakannya. Taeyeon tak mengerti perasaan seperti apa ini. Tanpa sadar Taeyeon mengambil ponsel dan mengeklik nama Sehun Oh dalam chat-nya.
“Kau di mana? Aku merindukanmu.” Tulisan itu dihapus Taeyeon karena tidak mungkin ia mengirim pesan seperti itu. Apa Taeyeon sudah gila? Lalu Taeyeon mengetik lagi, sesuatu yang dirasa Taeyeon pantas.
“Kalau kau tak pernah masuk, kau melakukan sikap tidak disiplin.” Tak ada balasan. “Dan kau akan dikeluarkan dari sekolah.” Tetap tidak ada balasan. Sudah seminggu tiga hari Sehun tak pernah menyapa, atau sekedar memberi kabar. Taeyeon mulai gelisah, di manakah ‘muridku’ itu?
—
Langkah kaki Taeyeon menuju pada sebuah kafe. Kafe yang dulu dirinya dan Sehun menghabiskan waktu bersama karena Sehun beralasan bosan terus belajar di ruangan. Ya, Taeyeon pernah menjadi guru les privat Sehun, yang tiap jam enam sampai sembilan malam berara di kamar Sehun, mengajarinya belajar. Tapi semua berubah ketika Sehun merasakan hal yang berbeda padanya, menginginkan hubungan lebih dari sekedar ‘murid dan guru’. Sehun menyatakan cinta. Di tempat ini, persis di meja depannya berdiri. Taeyeon memikirkan sesuatu. Pendengarannya seperti deja vu dengan detakan sepatu yang sepertinya tak asing.
“Kau mencariku?”
Taeyeon mendongak. Matanya seakan tak percaya mendapati sesosok namja berpostur tinggi dan berkulit putih di hadapannya, dengan senyum tulus yang sudah lama tak dilihatnya.
Cerpen Karangan: Isnatul
Facebook: Binti Al Isnatul Ummah
“Apa nanti… Sepulang sekolah kau ada waktu?”
“Jangan tanyakan hal lain selain pelajaran, oke?”
Taeyeon meninggalkannya turun dari bus. Lagi-lagi Sehun hanya tersenyum. Ia berjalan, mengikuti dan selalu mengajak Taeyeon bicara, tanpa pernah mendapat respon. Tapi itu cukup membuat Sehun merasa senang. Namun sekali mendapat respon. “Oke, mari kita perjelas di sini. Kau muridku dan aku gurumu. Jangan menyimpan perasaan seperti itu padaku. Cukup hormati aku sebagai guru, dan jangan pernah mengikutiku lagi.”
—
Hari ini tidak seperti biasanya, tapi sudah biasa hari-hari seperti ini. Taeyeon tak pernah mendapati Sehun di terminal, di belakangnya di dalam bus, bahkan tak di kelas sekali pun. Bangku itu selalu kosong. Hanya udara dingin musim gugur yang duduk di atasnya. Sederhana saja, Sehun bukan lagi penguntitnya. Bahkan ia tak lagi mengirim chat setiap detik yang bagi Taeyeon sangat tidak berguna. Taeyeon lega, tapi ada sesuatu yang berbeda di hatinya. Kehadiran sosok lelaki yang dianggapnya ‘anak kecil’ itu tak mengusik hidupnya. Ada rasa kosong dan sesuatu yang hilang yang dirasakannya. Taeyeon tak mengerti perasaan seperti apa ini. Tanpa sadar Taeyeon mengambil ponsel dan mengeklik nama Sehun Oh dalam chat-nya.
“Kau di mana? Aku merindukanmu.” Tulisan itu dihapus Taeyeon karena tidak mungkin ia mengirim pesan seperti itu. Apa Taeyeon sudah gila? Lalu Taeyeon mengetik lagi, sesuatu yang dirasa Taeyeon pantas.
“Kalau kau tak pernah masuk, kau melakukan sikap tidak disiplin.” Tak ada balasan. “Dan kau akan dikeluarkan dari sekolah.” Tetap tidak ada balasan. Sudah seminggu tiga hari Sehun tak pernah menyapa, atau sekedar memberi kabar. Taeyeon mulai gelisah, di manakah ‘muridku’ itu?
—
Langkah kaki Taeyeon menuju pada sebuah kafe. Kafe yang dulu dirinya dan Sehun menghabiskan waktu bersama karena Sehun beralasan bosan terus belajar di ruangan. Ya, Taeyeon pernah menjadi guru les privat Sehun, yang tiap jam enam sampai sembilan malam berara di kamar Sehun, mengajarinya belajar. Tapi semua berubah ketika Sehun merasakan hal yang berbeda padanya, menginginkan hubungan lebih dari sekedar ‘murid dan guru’. Sehun menyatakan cinta. Di tempat ini, persis di meja depannya berdiri. Taeyeon memikirkan sesuatu. Pendengarannya seperti deja vu dengan detakan sepatu yang sepertinya tak asing.
“Kau mencariku?”
Taeyeon mendongak. Matanya seakan tak percaya mendapati sesosok namja berpostur tinggi dan berkulit putih di hadapannya, dengan senyum tulus yang sudah lama tak dilihatnya.
Cerpen Karangan: Isnatul
Facebook: Binti Al Isnatul Ummah
Embun Pagi
Embun, ciptaan Tuhan yang sangat aku sukai. Mataku hanya bisa melihat
sehari sekali di pagi hari. Aku hanya bisa memandangnya dari jendela
kaca kamarku. Dia begitu sejuk, begitu segar, begitu damai. Setiap kali
aku melihat embun, jiwaku merasa tentram, nyaman, dan bahagia. Dia
begitu mempunyai sebuah nilai estetika tersendiri. Maha karya Tuhan yang
menciptakannya sebagai suatu zat yang membawa kebahagiaan bagi setiap
orang.
Begitu juga dengan seseorang yang sudah lama kusukai. Sadarkah dia bahwa dirinya bagai embun pagi? Aku selalu merasa tentram, nyaman, dan bahagia jika melihatnya. Diriku sendiri bingung kenapa aku bisa menyukai sebegitu dalam seperti sekarang ini? Tampan? Ya, dia memang begitu tampan, tetapi itu bukanlah suatu alasan utama aku menyukainya. Mungkin karena pribadinya begitu low profile, baik, intelligent, dan berkharisma. Sebut saja namanya Evan. Orang yang begitu aku kagumi dan aku puja. Oh iya, sebelumnya aku belum perkenalkan diri. Aku Zafira. Aku sangat gemar menggambar, menulis, dan bermain musik.
“Hei Zafira, ngapain berdiri disitu, ayo masuk..” teriak Evan memecahkan lamunanku. Aku menghampirinya dan memberikan senyum manis kepadanya.
“Gimana kabar kamu, Van?”
“Seperti yang kamu lihat Ra, aku hanya bisa berpangku tangan dengan obat-obatan ini. Obat hanya memperparah keadaanku. Lihat saja, tidak ada perubahan”, keluhnya.
“Obat bukan memperparah, Van.. Obat cuma meringankan saja. Kamu harus optimis ya, Van”
“Hei Ra, aku itu selalu optimis. Aku gak cengeng kayak kamu. Aku tau kok, mata kamu berkaca-kaca liat aku terbaring disini. Halah sudah deh, ga usah bohong. Aku tau kok. Lagian aku udah terima apa yang di kasih Tuhan ke aku. Kamu jangan khawatir ya, aku baik-baik aja kok”. Benar kata Evan, aku memang selalu ingin menangis melihatnya terbaring lemah seperti ini. Wanita sekuat apapun pasti sedih melihat keadaanya, termasuk aku.
—
Sudah 1 minggu aku tidak melihat senyum Evan di sekolah. Sangat sepi! Orang yang kucintai harus berjuang melawan kanker otak yang menggerogotinya. Apa? Cinta? Entahlah, aku sangat merasa sedih melihatnya seperti ini. Rasanya aku ingin sekali menggantikan posisi Evan. Setiap hari aku selalu bermunajat kepada Sang Pemilik.
Seperti biasanya, aku selalu menyempatkan diriku untuk pergi menjenguknya.
“Hai, Van. Apa kabar?”
“Baik-baik aja, Ra. Gimana keadaan kelas kita?”. Aku tau Evan berbohong. Aku tau dia sangat merasakan sakit.
“Ya seperti biasalah, Van. Akur… Tapi ada sesuatu yang janggal”
“Loh, apanya yang janggal, Ra?”
“Aku tidak menemukan senyuman kamu, Van.”
“Hahaha, ada-ada aja kamu Fira.. Eh aku punya berita bagus loh. Aku udah diizinin pulang sama dokter. Aku senang banget. Aku pengen kamu temenin aku jalan-jalan ke taman. Tempat pertama kita ketemu. Udah lama nggak kesana.”
“Aku turut senang mendengarnya. Oke bos, aku bakalan temenin kamu. Besok aku datang ke rumah kamu ya? Kita pergi bareng.”
—
Seperti janjiku kepada Evan, aku menjemputnya dan mengajaknya.
“Pagi Evan.” Sapaku
“Pagi juga Zafira. Yuk langsung aja kita ke taman” dia menarik tanganku.
—
Taman ini adalah tempat yang sering kami kunjungi. Segalanya kami lontarkan disini. Taman ini terletak tepat di belakang gedung sekolah kami. Entah apa yang membuat orang-orang jarang mengunjungi taman seindah ini. Di taman ini, begitu penuh dengan bunga-bunga yang indah dan berwarna. Begitu tentram, sejuk dan damai rasanya jika aku berada disini. Sejak Evan di rawat di rumah sakit, aku tak pernah mengunjungi taman ini walaupun jaraknya dekat dengan sekolah. Ada sepetak tanah yang begitu tandus dan kering di taman ini, kami berdualah yang menanaminya dan menatanya dengan begitu indah. Ya… Kami memang selalu kesini untuk merawatnya dan menghabiskan waktu disini.
“Hei Ra… kenapa bunga-bunga ini tampak layu? Apa kamu tidak merawatnya?”
“Maaf Van, mereka layu karena tidak ada embun disini”
“Embun? Maksud kamu?”
“Iya, embun itu kamu, Van. Mereka layu karena tidak ada kamu.” ujarku tersenyum.
Dia hanya terdiam saat aku berbicara seperti itu.
“Mereka merasa tak lengkap jika hanya dengan embun biasa dan aku. Mereka juga merasa kehilangan, Van”, kataku.
Tak sadar, sudah seharian juga kami di taman ini. Evan terlelap dipangkuanku. Menitik air mataku melihat perubahan fisiknya yang begitu drastis. Wajahnya yang tampan kini terlihat pucat, tubuhnya semakin kurus dan rambutnya semakin menipis dan tak berkilap, membuatku ingin sekali menggantikan posisinya. Aku bangga padanya, dia masih bisa tersenyum ditengah penderitaannya yang begitu pahit ini. Padahal sebenarnya aku tau ada kesedihan di balik senyuman itu.
“Fira…” ujarnya pelan.
“Eh, Van, kamu udah bangun? Kita pulang ya, udah mau malam nih”
“Jangan Ra, temenin aku disini. Aku mau merasakan embun membasahi tubuhku.”
“Tapi udara malam gak bagus buat kesehatan kamu, Van”
“Plis, sekali ini aja, temenin aku. Apa lebih baik aku sendiri saja?”
“Eh, jangan Van. Iya deh, aku temenin kamu.”
“Gitu dong baru namanya sahabat aku.”
“Evan…”
“Hmmm?”
“Kamu suka dengan embun?”
“Suka banget Ra, mereka sangat bening dan suci. Aku ingin seperti mereka. Kalo kamu?”
“Aku juga mencintai embun”
“Aku pengen banget seperti mereka Ra.. Mereka selalu memberikan suasana berbeda setiap pagi dan selalu di tunggu kehadirannya oleh bunga-bunga ini.” ujar Evan.
“Kamu sudah menjadi seperti mereka kok”
“maksud kamu?” tanya Evan bingung.
“Ehmm, engga. Gapapa.”
Aku merahasiakan perasaanku kepada Evan. Karena aku tau dia pasti tidak akan mengatakan kata “ya” jika aku mengungkapkan perasaanku. Aku tau dia tidak mau berpacaran dulu. Entah apa alasannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Evan terlelap lelah disampingku.
“Van, Evan.. Evan.. Bangun… Katanya mau ngeliat embun? Sudah jam 5 nih Van”, pujukku. Tetapi aku tak mendengar sahutan darinya.
“Ayolah Van, jangan tidur terlalu lama…” Aku mulai resah, apa yang terjadi dengannya? Kurasakan tubuhnya dingin, tapi aku melepas pikiran negatifku. Mungkin saja dingin ini berasal dari embun.
“Evan sayang, ayo bangun dong. Jangan buat aku khawatir…”, dia tak juga menyahut. Tubuhnya pucat, dingin dan kaku. Aku berusaha membawanya ke rumah sakit dengan pertolongan orang-orang.
Setibanya dirumah sakit…
“Mbak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Sang Pencipta berkehendak lain. Dia sudah menghadap sang pencipta”, ujar dokter yang menangani Evan. Aku lemah, jatuh dan tidak bisa berkata apa-apa. Mengapa seindah ini rencana Evan untuk pergi menghadap Tuhan? Dia membuat skenario yang indah dengan mengajakku ke taman tempat pertama kami bertemu dan berpisah. Aku tak sanggup..
Beberapa bulan selepas kepergian Evan, ibunda Evan memberikan surat beramplop merah muda dengan sebuah gambar embun didalamnya. Aku membaca surat itu..
Untuk Zafira tersayang… Embun, titik air bening dari langit, membasahi kelopak bunga yang mekar. Aku ingin seperti embun, disukai banyak orang, disukai bunga-bunga. Siapakah bunga itu?
Zafira, terimakasih kamu sudah menjadi cinta terakhir di akhir hidupku. Dan kamu akan tetap menjadi kenangan bagiku. Ra, aku sengaja tak mengungkapkannya. Sahabat itu lebih berharga dari kekasih.
Oh iya, Ra.. Tetap rawat taman kita y… Aku tak mau mereka layu lagi. Disana tempat pertemuan kita pertama kali dan terakhir kalinya. Tetap jadikan aku embun dihatimu ya.. Aku menyayangimu sayang.. Sampai jumpa. Salam sayang, Evan…
Evan, kamu tau, sejak pertama ketemu kamu sudah menjadi embun dihatiku. Aku ingin menyanyikan lagu Embun kepada kamu.
Dirimu meninggalkanku, saat ku benar-benar mencintaimu. Jejakmu yang semakin menjauh, saat hatiku luluh karenamu. Seharusnya kau ada disini, saatku menangis. Semestinya kau memelukku, saat aku ringkih. Sadarkah engkau bagaikan embun pagi? Yang sejukkan mataku, engkau adalah resah gelisahku. Akankah engkau kan datang menjamah belai rambutku, engkau adalah bayangan diriku… Selamat jalan…
Cerpen Karangan: Nona Nada Damanik
Blog: littlethingaboutnona.blogspot.com
Nama Lengkap : Nona Nada Damanik
T.T.L : Pematangsiantar, 19 September 1997.
Facebook : Nona Nada Damanik
Begitu juga dengan seseorang yang sudah lama kusukai. Sadarkah dia bahwa dirinya bagai embun pagi? Aku selalu merasa tentram, nyaman, dan bahagia jika melihatnya. Diriku sendiri bingung kenapa aku bisa menyukai sebegitu dalam seperti sekarang ini? Tampan? Ya, dia memang begitu tampan, tetapi itu bukanlah suatu alasan utama aku menyukainya. Mungkin karena pribadinya begitu low profile, baik, intelligent, dan berkharisma. Sebut saja namanya Evan. Orang yang begitu aku kagumi dan aku puja. Oh iya, sebelumnya aku belum perkenalkan diri. Aku Zafira. Aku sangat gemar menggambar, menulis, dan bermain musik.
“Hei Zafira, ngapain berdiri disitu, ayo masuk..” teriak Evan memecahkan lamunanku. Aku menghampirinya dan memberikan senyum manis kepadanya.
“Gimana kabar kamu, Van?”
“Seperti yang kamu lihat Ra, aku hanya bisa berpangku tangan dengan obat-obatan ini. Obat hanya memperparah keadaanku. Lihat saja, tidak ada perubahan”, keluhnya.
“Obat bukan memperparah, Van.. Obat cuma meringankan saja. Kamu harus optimis ya, Van”
“Hei Ra, aku itu selalu optimis. Aku gak cengeng kayak kamu. Aku tau kok, mata kamu berkaca-kaca liat aku terbaring disini. Halah sudah deh, ga usah bohong. Aku tau kok. Lagian aku udah terima apa yang di kasih Tuhan ke aku. Kamu jangan khawatir ya, aku baik-baik aja kok”. Benar kata Evan, aku memang selalu ingin menangis melihatnya terbaring lemah seperti ini. Wanita sekuat apapun pasti sedih melihat keadaanya, termasuk aku.
—
Sudah 1 minggu aku tidak melihat senyum Evan di sekolah. Sangat sepi! Orang yang kucintai harus berjuang melawan kanker otak yang menggerogotinya. Apa? Cinta? Entahlah, aku sangat merasa sedih melihatnya seperti ini. Rasanya aku ingin sekali menggantikan posisi Evan. Setiap hari aku selalu bermunajat kepada Sang Pemilik.
Seperti biasanya, aku selalu menyempatkan diriku untuk pergi menjenguknya.
“Hai, Van. Apa kabar?”
“Baik-baik aja, Ra. Gimana keadaan kelas kita?”. Aku tau Evan berbohong. Aku tau dia sangat merasakan sakit.
“Ya seperti biasalah, Van. Akur… Tapi ada sesuatu yang janggal”
“Loh, apanya yang janggal, Ra?”
“Aku tidak menemukan senyuman kamu, Van.”
“Hahaha, ada-ada aja kamu Fira.. Eh aku punya berita bagus loh. Aku udah diizinin pulang sama dokter. Aku senang banget. Aku pengen kamu temenin aku jalan-jalan ke taman. Tempat pertama kita ketemu. Udah lama nggak kesana.”
“Aku turut senang mendengarnya. Oke bos, aku bakalan temenin kamu. Besok aku datang ke rumah kamu ya? Kita pergi bareng.”
—
Seperti janjiku kepada Evan, aku menjemputnya dan mengajaknya.
“Pagi Evan.” Sapaku
“Pagi juga Zafira. Yuk langsung aja kita ke taman” dia menarik tanganku.
—
Taman ini adalah tempat yang sering kami kunjungi. Segalanya kami lontarkan disini. Taman ini terletak tepat di belakang gedung sekolah kami. Entah apa yang membuat orang-orang jarang mengunjungi taman seindah ini. Di taman ini, begitu penuh dengan bunga-bunga yang indah dan berwarna. Begitu tentram, sejuk dan damai rasanya jika aku berada disini. Sejak Evan di rawat di rumah sakit, aku tak pernah mengunjungi taman ini walaupun jaraknya dekat dengan sekolah. Ada sepetak tanah yang begitu tandus dan kering di taman ini, kami berdualah yang menanaminya dan menatanya dengan begitu indah. Ya… Kami memang selalu kesini untuk merawatnya dan menghabiskan waktu disini.
“Hei Ra… kenapa bunga-bunga ini tampak layu? Apa kamu tidak merawatnya?”
“Maaf Van, mereka layu karena tidak ada embun disini”
“Embun? Maksud kamu?”
“Iya, embun itu kamu, Van. Mereka layu karena tidak ada kamu.” ujarku tersenyum.
Dia hanya terdiam saat aku berbicara seperti itu.
“Mereka merasa tak lengkap jika hanya dengan embun biasa dan aku. Mereka juga merasa kehilangan, Van”, kataku.
Tak sadar, sudah seharian juga kami di taman ini. Evan terlelap dipangkuanku. Menitik air mataku melihat perubahan fisiknya yang begitu drastis. Wajahnya yang tampan kini terlihat pucat, tubuhnya semakin kurus dan rambutnya semakin menipis dan tak berkilap, membuatku ingin sekali menggantikan posisinya. Aku bangga padanya, dia masih bisa tersenyum ditengah penderitaannya yang begitu pahit ini. Padahal sebenarnya aku tau ada kesedihan di balik senyuman itu.
“Fira…” ujarnya pelan.
“Eh, Van, kamu udah bangun? Kita pulang ya, udah mau malam nih”
“Jangan Ra, temenin aku disini. Aku mau merasakan embun membasahi tubuhku.”
“Tapi udara malam gak bagus buat kesehatan kamu, Van”
“Plis, sekali ini aja, temenin aku. Apa lebih baik aku sendiri saja?”
“Eh, jangan Van. Iya deh, aku temenin kamu.”
“Gitu dong baru namanya sahabat aku.”
“Evan…”
“Hmmm?”
“Kamu suka dengan embun?”
“Suka banget Ra, mereka sangat bening dan suci. Aku ingin seperti mereka. Kalo kamu?”
“Aku juga mencintai embun”
“Aku pengen banget seperti mereka Ra.. Mereka selalu memberikan suasana berbeda setiap pagi dan selalu di tunggu kehadirannya oleh bunga-bunga ini.” ujar Evan.
“Kamu sudah menjadi seperti mereka kok”
“maksud kamu?” tanya Evan bingung.
“Ehmm, engga. Gapapa.”
Aku merahasiakan perasaanku kepada Evan. Karena aku tau dia pasti tidak akan mengatakan kata “ya” jika aku mengungkapkan perasaanku. Aku tau dia tidak mau berpacaran dulu. Entah apa alasannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Evan terlelap lelah disampingku.
“Van, Evan.. Evan.. Bangun… Katanya mau ngeliat embun? Sudah jam 5 nih Van”, pujukku. Tetapi aku tak mendengar sahutan darinya.
“Ayolah Van, jangan tidur terlalu lama…” Aku mulai resah, apa yang terjadi dengannya? Kurasakan tubuhnya dingin, tapi aku melepas pikiran negatifku. Mungkin saja dingin ini berasal dari embun.
“Evan sayang, ayo bangun dong. Jangan buat aku khawatir…”, dia tak juga menyahut. Tubuhnya pucat, dingin dan kaku. Aku berusaha membawanya ke rumah sakit dengan pertolongan orang-orang.
Setibanya dirumah sakit…
“Mbak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Sang Pencipta berkehendak lain. Dia sudah menghadap sang pencipta”, ujar dokter yang menangani Evan. Aku lemah, jatuh dan tidak bisa berkata apa-apa. Mengapa seindah ini rencana Evan untuk pergi menghadap Tuhan? Dia membuat skenario yang indah dengan mengajakku ke taman tempat pertama kami bertemu dan berpisah. Aku tak sanggup..
Beberapa bulan selepas kepergian Evan, ibunda Evan memberikan surat beramplop merah muda dengan sebuah gambar embun didalamnya. Aku membaca surat itu..
Untuk Zafira tersayang… Embun, titik air bening dari langit, membasahi kelopak bunga yang mekar. Aku ingin seperti embun, disukai banyak orang, disukai bunga-bunga. Siapakah bunga itu?
Zafira, terimakasih kamu sudah menjadi cinta terakhir di akhir hidupku. Dan kamu akan tetap menjadi kenangan bagiku. Ra, aku sengaja tak mengungkapkannya. Sahabat itu lebih berharga dari kekasih.
Oh iya, Ra.. Tetap rawat taman kita y… Aku tak mau mereka layu lagi. Disana tempat pertemuan kita pertama kali dan terakhir kalinya. Tetap jadikan aku embun dihatimu ya.. Aku menyayangimu sayang.. Sampai jumpa. Salam sayang, Evan…
Evan, kamu tau, sejak pertama ketemu kamu sudah menjadi embun dihatiku. Aku ingin menyanyikan lagu Embun kepada kamu.
Dirimu meninggalkanku, saat ku benar-benar mencintaimu. Jejakmu yang semakin menjauh, saat hatiku luluh karenamu. Seharusnya kau ada disini, saatku menangis. Semestinya kau memelukku, saat aku ringkih. Sadarkah engkau bagaikan embun pagi? Yang sejukkan mataku, engkau adalah resah gelisahku. Akankah engkau kan datang menjamah belai rambutku, engkau adalah bayangan diriku… Selamat jalan…
Cerpen Karangan: Nona Nada Damanik
Blog: littlethingaboutnona.blogspot.com
Nama Lengkap : Nona Nada Damanik
T.T.L : Pematangsiantar, 19 September 1997.
Facebook : Nona Nada Damanik
Subscribe to:
Posts (Atom)
Mau Belanja Di WhatsApp Saja Mudah
-
BENALU - JIKA ADA YANG MAU MENJUAL ATAU BELI TANAMAN KAIK-KAIK , CAKAR ELANG , SAYA AKAN JUAL DAN BELI BERAPA BANYAK PUN , PEMBELIAN RUTI...
-
Daun jintan ( Plectranthus amboinicus sin. Coleus amboinicus ; Nama Lokal: Daun Jinten, Bangun-bangun, daun hati-hati; Melayu: Sukan; S...